🏘️ lagi

233 37 0
                                    

Sekitar pukul setengah delapan, mereka sudah selesai bersiap-siap. Rencananya mereka akan mengunjungi mall yang ada tepat di belakang villa mereka untuk berbelanja. Namun, tidak semua berangkat ke sana, ada yang memilih menetap di villa.

Ada delapan orang yang tengah bercengkerama di ruang tamu outdoor. Selain mereka, semuanya pergi ke mall.

Delapan orang itu adalah Seokjin, Jisoo, Sujeong, Juri, Sungyoon, Kei, Jiae dan juga Tag. Mereka sedang menunggu Sungyoon untuk menyelesaikan panggilannya, lalu kembali ke pokok pembahasan.

"Jadi, gimana? Kita langsung jenguk Felix setelah sampai kosan atau besok aja?" Tanya Sungyoon sesaat setelah ia duduk.

"Kalo menurut gue sih besok aja, Kak. Lagian kita nyampe kos juga pagi banget, kan? Udah pasti anak-anak lain juga capek. Mending kita istirahat dulu, terus besok baru jenguk Felix," kata Sujeong.

"Jangan rame-rame juga," saran Seokjin, "beberapa aja yang ikut kesana. Temen deket atau apalah pokoknya yang deket sama mereka."

"Berarti besok aja, ya?" Tanya Jiae memastikan.

Mereka mengangguk kompak membalas pertanyaan Jiae.

"Oh ya," seru Sungyoon, "ada yang harus gue urus di sini, jadi kemungkinan gue sama Eunbi balik nanti sore. Nggak bisa bareng kalian. Tadi gue juga udah bilang ke Bang Yoongi supaya handle kepulangan kalian," terangnya.

"Lah kenapa balik nanti sore?" Tanya Tag.

"Mau bahas resepsi di gedung sana, besok kan gue nikahan juga di sini. Mumpung gue di sini, sekalian mau gue urus bentar."

Tidak sengaja mata keduanya bertabrakan. Juri dan Sungyoon. Bagai di sengat, Juri berteriak sambil mengucek matanya.

"Ri? Nggak papa?" Tanya Tag sambil menghampiri Juri.

"Tidak tahu, tiba-tiba mataku sakit."

"Aku ambilin obat tetes mata ya?"

"Eum, iya tolong."

Tag langsung masuk ke dalam untuk mencari obat tetes mata.

Ketika ia memejamkan mata, ia melihat sesuatu lagi. Kali ini bukan air. Ia hanya melihat sesuatu buram terombang-ambing kemudian sesuatu berwarna kelabu melintas, lalu ia melihat cahaya sangat terang sampai mengaburkan pandangan, dan yang terakhir ia lihat adalah awan.

"Beneran nggak papa? Mata kamu merah gitu loh," kata Kei tampak khawatir.

"Jangan dikucek, nanti makin sakit," ujar Jisoo.

Tag tiba dan langsung menyerahkan obat tetes mata pada Juri. Dengan bantuan Sujeong, ia membilas matanya yang perih.

"Sujeong, antar aku ke dalam," pinta Juri.

Sujeong langsung membantu Juri berdiri dan memapahnya masuk ke ruang tamu. Setelah duduk, ia memegang tangan Sujeong cepat.

"Kenapa?"

"Ada lagi."

"Penglihatan lagi?"

Juri mengangguk.

"Kamu ngelihat apa?"

Juri masih memejamkan matanya. Obat tetes itu tidak mampu menyembuhkan sakit matanya.

"Aku lihat awan."

"Awan? Awan aja?"

"Mendung."

"Selain itu?"

Juri tampak mengingat-ingat. Tangannya bergerak menari-nari di udara.

"Ada sesuatu, kecil, putih, di antara semua yang kelabu."

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Where stories live. Discover now