🏘️ Donghyun

149 22 8
                                    

"Kamu nggak capek?"

Donghyun mengangkat wajahnya dan menatap gadis yang berdiri di depannya.

Donghyun menggeleng sambil menatap dua bola mata indah yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang ketika tidak sengaja keduanya bertatapan.

"Ini udah yang ke berapa kali kamu nembak saya?"

Donghyun menggaruk tengkuknya sambil terkekeh.

"Seinget aku, ini udah yang ke-16, hehe."

"Udah berapa kali saya nolak kamu?"

Donghyu  masih menjawab dengan kekehan. "Yang ke-15, hehe."

Gadis yang sedikit lebih tinggi darinya ini melipat kedua tangannya sambil mencermati Donghyun dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Namun, Donghyun tak gentar. Ia sudah biasa. Bahkan ia sudah hapal dengan apa yang akan kakak kelasnya ini ucapkan.

"Kalau begitu, ini akan jadi yang ke-16 saya nolak kamu."

"Kak Jisun," mata Donghyun sedikit berkaca-kaca.

Jiun melangkah melewati Donghyun.

"Kamu terlalu lucu buat saya, Dek."

Donghyun hendak mengejar Jisun, namun seketika nyalinya menciut. Tangannya hanya mampu menggapai angin sambil menatap punggung Jisun yang menghilang di balik tembok.

Donghyun memilih kembali ke kelasnya dan langsung menenggelamkan wajahnya ketika ia sudah duduk di bangkunya.

Sahabatnya sejak kecil segera duduk di hadapannya sembari menyentil kepalanya pelan.

"Ditolak lagi, 'kan?"

Donghyun melirik sebentar.

"Hm."

"Lagian lo, sih, milihnya yang susah di dapetin kaya Kak Jisun. Cari yang seumuran aja kalau gitu. Atau nggak anak kelas dua aja."

Donghyun menggeleng. Kemudian menegakkan duduknya dan menatap Jibeom serius.

"Cuma Kak Jisun yang nggak suka sama kelucuan gue. Sejak dulu orang-orang pada bilang kalo wajah gue itu terlalu imut, lucu, dan masih kayak bayi. Satu-satunya orang yang nggak suka sama wajah bayi gue itu cuma dia. Makanya, Kak Jisun pantes gue perjuangin."

Jibeom mengernyitkan dahinya.

"Emak gue aja pengen gue kelihatan lucu kaya lo, tapi lo malah nggak suka disebut lucu."

Donghyun mengerucutkan bibirnya. Matanya hampir menghilang tenggelam oleh bulatan pipinya yang tembam.

"Bukannya nggak suka. Ntar gue nggak dikira gentle, padahal gue kan udah bukan anak kecil lagi," wajah Donghyun berubah murung.

"Bukan anak kecil lagi? Beneran? Terus siapa yang tadi pagi ngambek ke mamanya sambil ngancem nggak mau mandi seminggu? Siapa ya tadi?" Jibeom pura-pura berpikir.

Donghyun merengut kesal. Ia beranjak kemudian keluar dari kelas.

Dalam perjalanannya entah ke mana –setidaknya dia tidak di kelas– Donghyun bertemu dengan kakak kelas yang berhasil membuatnya uring-uringan seperti ini.

Ia sepertinya kesulitan membawa tumpukan buku itu.

Naluri ingin menolong dari dalam hati Donghyun terkalahkan dengan rasa gengsinya. Kakinya sudah melangkah mendekati Jisun namun segera berbelok melawan arah ketika tatapan mereka bertemu.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang