🏘️ Chaewon

174 29 13
                                    

Sejak ketemu Joochan di kafe waktu itu, Chaewon berubah jadi pemurung. Cewek yang biasanya setiap detik setiap waktu selalu ngegas ini berubah membisu. Dia juga nggak tau apa yang salah dengan dirinya.

Kalau dibilang rasa bersalah, kayaknya lebih dari itu. Tapi Chaewom benar-benar nggak tahu kenapa dia galau nggak jelas kayak gini.

"Bun, anak Bunda kesambet setan nih!" teriak Felix, dia lagi main ke sini karena bosen di rumah.

Bunda yang lagi di dapur, eksperimen bikin kue bolu gula merah, menyahut, "Iya Bunda tahu. Udah seminggu tuh kerasukan setan, tapi setannya belum keluar-keluar."

"Bersyukur dong, Bun. Kapan lagi coba Chaewon jadi kalem begini kalo nggak lagi kesurupan?"

Bunda dan Felix ngetawain Chaewon kompak. Sedangkan yang diketawain ngelirik Felix sinis sambil ngelempar kembarannya dengan bantal sofa.

"Lagian lo ngapain sih kesini? Eneg tau nggak ngelihat muka lo," gerutu Chaewon.

"Nggak kangen lo sama kembaran lo yang ganteng ini?"

"Dih, amit-amit gue kangen sama lo. Selama liburan, nggak pernah sekalipun gue inget kalo gue punya saudara hasil fotokopi."

"Hasil fotokopi, tapi lebih bening gue."

"Bening pala lo tuh, anjing."

"BUN! CHAEWON NGOMONG ANJING!"

Chaewon gelagapan sambil nyoba nutup mulut kembarannya.

"BUN— DA!!"

"ELO JUGA NGOMONG ANJING BEGO!"

"TUH, BUN, CHAEWON NGATAIN AKU ANJING BEGO!"

"EMANG ELO BEGO!"

Bunda geleng-geleng kepala sambil ngeluarin bolu yang masih panas dari oven.

"Bodo amat, bodo amat. Bunda bodo amat sama kalian," katanya sambil meletakkan bolu berdiameter tiga puluh senti dengan ketebalan delapan senti itu ke atas piring besar.

Felix lari ke dapur karena Chaewon makin ngamuk dan mulai nyakarin wajah gantengnya. Sesampainya di dapur, Felix langsung sembunyi di balik tubuh Bunda. Tapi Chaewon nggak nyusul. Cewek itu balik tiduran tengkurep di sofa sambil nyembunyiin wajahnya.

"Bun, dia kenapa sih?"

Bunda ngelihat Chaewon sebentar, "Nggak tahu tuh. Waktu itu abis ketemuan sama temennya di kafe. Pulang-pulang udah kerasukan setan sampai sekarang."

"Ketemuan sama siapa? Yunseong?"

"Bukan. Kalo sama dia, nggak mungkin Chaewon wajahnya tertekuk gitu. Nak Yunseong aja kemarin lusa baru dari sini. Eh, tapi bisa aja sih. Waktu itu seharian Chaewon dibawa pergi, eh pulang-pulang makin gak karuan. Matanya sembab, wajahnya kusut. Makin parah galaunya."

"Kayaknya setannya nambah satu, Bun," celetuk Felix sambil menyomot bolu yang baru dipotong.

"Gimana, enak nggak?"

Felix ngangguk-nggangguk semangat, "Enak lah. Masakan Bunda selalu enak."

Bunda meletakkan beberapa potong bolu ke atas piring lain lalu dikasih ke Felix. "Nih, makan berdua sama Chaewon. Bujuk biar dia mau cerita. Kasihan tahu, Bunda takut Chaewon beneran kesurupan."

"Hehe, siap Bunda!"

Selagi Bunda pamit mau main ke rumah tetangga —alias pamer roti buatannya— Felix menghampiri Chaewon lagi.

"Nih, kue bikinan Bunda. Enak mantul."

Chaewon mengangkat kepalanya, "Bunda kemana?"

"Main ke rumah tetangga."

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Where stories live. Discover now