🏘️ patah hati

296 37 2
                                    

"BURUAN SINI!"

Yunkyoung dan Minju udah duduk di sofa depan tv sambil bawa laptop masing-masing. Suyun langsung duduk di samping Yunkyoung karena manusia berambut sebahu itu meneriakinya.

"Udah jam 1?" Tanya Suyun.

Yunkyoung cuma menggeleng sambil gigit kuku jempolnya sedangkan Minju berkali-kali menghela napas sambil refresh laman yang ada di layar laptop yang menunjukkan countdown.

"Satu menit lagi," gumam Minju kemudian.

Suyun ikut deg-degan. Sejak beberapa hari terakhir dia nggak bisa tidur. Tiap makan, mandi, poop, rebahan, atau apapun, pasti selalu keinget sama snmptn. Bahkan sampai kebawa mimpi. Dia ospek di sebuah kampus dan ketemu kakak kelasnya di sana. Dan dia tahu di mana kampus itu.

Bahkan mama Suyun juga pernah nelpon anaknya dan menceritakan sebuah mimpi.

"Tadi malem mama mimpiin kamu. Mama lihat nama kamu ada di nomor 1. Terus kampus pilihan pertamanya warna merah. Kamu lolos."

"Yang pilihan kedua warna apa, Ma?"

"Nggak tahu. Pokoknya kamu lolos di pilihan pertama. Soalnya warna merah."

Suyun sempat pesimis dan berpikiran buruk tentang mimpi mamanya. Berkali-kali dia mikir kenapa dia lolos tapi warnanya merah. Bukannya merah lambang dari sesuatu yang buruk, ya?

Suyun mencoba menepis semua pikiran itu dan mencoba optimis dia bakalan lolos snmptn.

"Udah bisa diakses!" Teriak Yunkyoung.

"Tapi sekarang down lagi servernya!" Minju ikut teriak.

"Pake server mirror coba," saran Suyun.

Minju tiba-tiba pergi lalu beberapa menit kemudian masuk kembali sambil memegang sesuatu.

"Ini mirror-nya aku apain?" Tanya Minju polos.

Yunkyoung menepuk dahinya sambil menatap nanar ke arah Minju yang sedang memegang cermin warna putih bergambar unicorn.

"Server mirror, Ju. Bukan cermin buat ngaca!" Sungut Suyun.

Minju meletakkan mirror itu ke meja lalu fokus kembali dengan laptopnya.

"Yunkyoung, barengan ya lihatnya?" Ajak Minju.

Yunkyoung mengangguk lalu memberi aba-aba pada Minju untuk meng-klik tombol 'lihat hasil seleksi'.

"GUE LOLOS!"

"AKU JUGA!"

Suyun langsung merangkul dua sahabatnya itu sambil menyelamati mereka.

"Sekarang giliran gue. Lihatin hasilnya dong," pinta Suyun. "Nomor pendaftarannya 4200245***, terus tanggal lahir gue."

"BENTAR JANGAN DIKLIK DULU! BIAR GUE AJA YANG NGEKLIK!" Heboh Suyun.

Yunkyoung dan Minju sedikit menjauh dan membiarkan Suyun duduk di antara mereka. Kemudian mereka ikut menutup mata ketika jemari Suyun mulai menekan mouse.



























Merah.




Ketika Yunkyoung dan Minju mendapatkan tiga buah kotak berurutan berwarna hijau-kuning-merah, hanya Suyun yang mendapatkan satu kotak berwarna merah yang bertuliskan :

Anda dinyatakan tidak lolos seleksi SNMPTN 2020. Silakan mengikuti SBMPTN 2020.

Hal pertama yang ia pikirkan bukanlah 'Habis ini gue kuliah di mana?', melainkan 'Apa yang harus gue ucapin ke Mama? Gimana caranya gue ngasib tahu Mama tentang anaknya yang nggak lolos snm?'

Yunkyoung dan Minju diam tak bergerak di tempat. Mereka bingung ingin berbuat apa ketika melihat Suyun yang bergeming. Tidak menangis ataupun tertawa. Matanya masih tertuju kotak merah persegi panjang di bawah data dirinya. Mereka berdua hanya mampu berpandangan sambil sesekali menatap Suyun iba.

Hingga akhirnya air mata lolos turun dari mata Suyun. Meskipun sampai sekarang ia belum pernah merasakan cinta, tapi ia langsung dihadapkan dengan sebuah patah hati yang bahkan lebih parah dari diputuskan atau ditolak oleh pujaan hati.

Setelah sebelumnya ia pernah menyesal masuk di SMA yang sekarang ia tempati karena itu bukanlah sekolah favorit impiannya, lama-lama ia bisa menerima hal tersebut dan mulai ikhlas.

Tapi, haruskah ia merelakan sekolah impiannya untuk yang kedua kali?

"Gue," kata Yunkyoung buka suara, "baru tahu kalau pilihan pertama lo nggak di kampus sini."

Tangan Minju bergerak menepuk pelan punggung Suyun. Sedang Suyun hanya tersenyum mendengar penuturan Yunkyoung.

"Dari awal gue emang pengen kesitu. Akhirnya gue pilih kampus itu dan kampus deket sini. Ternyata emang bukan rejeki gue. Ah, gue harus cari pilihan kedua buat sbmptn nih," kata Suyun sambil mengusap air matanya kemudian beranjak turun ke lantai satu.

"Aku kok nggak enak, ya, sama Suyun?"

Suyun mendengar samar ucapan Minju namun ia abaikan. Ia tetap berjalan sambil sesekali mengusap air mata dari pipinya. Satu-satunya hal yang membuat ia sedih saat ini adalah bagaimana caranya memberitahu sang mama tentang hal ini.

"Gini amat rasanya patah hati. Gue jadi nggak ada keinginan lagi buat jatuh cinta sama cowok. Takut lebih sakit," gumamnya.

Kemudian Suyun tampak berpikir sebentar sebelum memasuki kamarnya.

"Mungkin... mimpi mama jadi pertanda. Ternyata warnanya merah beneran. Pilihan kedua warnanya apa, ya? Semoga aja hijau," monolog Suyun sambil tersenyum kecut kemudian masuk dan menutup pintu kamarnya.

Chaewon yang hendak menuju ruang tamu menatap Suyun kebingungan. Ketika sampai di depan pintu ruang tamu, ia berpapasan dengan Yunkyoung dan Minju yang tampak lesu.

"Kalian bertiga berantem?" Tanya Chaewon.

"Hah? Enggak kok," kata Yunkyoung.

"Itu kenapa Suyun mukanya ditekuk?"

"Suyun nggak lolos snmptn, Kak," jawab Minju.

Chaewon mengerti. Ia tersenyum kemudian mengangguk pelan. "Titip pesen buat dia. Bilangin kata Chaewon jangan nyerah. Bilangin juga kalau dulu Chaewon pernah nggak lolos snm dan sbm, nggak dapet vokasi dua kali, jalur mandiri juga nggak lolos, bidikmisi pernah nyoba tapi juga nggak dapet. Akhirnya gue bisa masuk ke kampus yang sekarang lewat ujian mandiri kampusnya. Masih banyak, kok, yang nasibnya bahkan lebih buruk dari dia. Selagi masih ada waktu 3 bulan, suruh dia serius belajar sbm. Lagian setahu gue cuma TPS doang, kan? Gue yakin dia keterima dan lolos sbmptn tahun 2020 ini. Sampein ke Suyun, ya?" Ujar Chaewon panjang lebar.

Yunkyoung dan Minju mengangguk kompak. "Iya, Kak, makasih," sahut Yunkyoung.

Kemudian mereka berpisah di pintu ruang tamu.

•••
































Ada yang ikut snmptn juga, nggak?
Gimana? Tim merah atau tim hijau?

Aku tim merah wkwk.
Untung aja masih ada waktu buat belajar materi sbm. Dan makin bersyukur waktu tau kalo materi sbm-nya cuma TPS aja.

Doain aku semoga lolos sbmptn 2020, ya?

Semoga kalian yang lagi baca ini dan juga berjuang untuk dapet kuliah, dilancarkan urusannya dan bisa kuliah tahun ini.

Aku agak takut juga, sih. Di sbm nanti saingannya makin banyak. Lebih banyak dari snm. Aku kadang agak pesimis tapi mencoba optimis.

Aku nggak mau ngecewain ibu aku lagi setelah nggak bisa mewujudkan keinginannya yang satu ini.

Buat para pejuang ptn 2020, semangat!
Buat adik-adik, belajar yang giat!
Buat kakak yg lagi baca cerita ini, bantu doa-nya, ya, buat kami semua:)

Aku lagi down banget sekarang. Hehe.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant