🏘️ Sohee

71 19 1
                                    

Pagi ini Sohee tampak lebih rapi dari hari-hari biasanya. Bahkan Sungjun, sang kakak, menatap adiknya heran karena tiba-tiba adiknya udah nggak pake piyama tidur lagi di jam segini.

Adiknya yang masih sibuk ngaca itu dia lempar pakai bantal, membuat Sohee berdecak kesal dan ngelempar balik bantal itu.

"Tumben jam segini udah mandi?" Tanya Sungjun sambil melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul delapan pagi.

"Biarin dong, masa adiknya pagi-pagi udah wangi nggak boleh," balas Sohee kemudian berbalik, "enaknya dikuncir apa enggak?" Tanyanya, tangannya sibuk menata rambut.

Tanpa menoleh, Sungjun menjawab, "Nggak usah dikuncir, biar bisa nutupin pipi yang makin lama makin luber itu."

Sohee menghampiri Sungjun lalu merebut keripik kentang yang dimakan kakaknya, lalu ia duduk di samping Sungjun. "Nyebelin. Sama adik sendiri dikatain mulu."

Sungjun tertawa kemudian mengacak-acak tatanan rambut Sohee, membuat sang adik semakin ngamuk dan mulai mukulin Sungjun.

"Hahaha ngamuk hahaha," Sungjun tertawa sambil berusaha melindungi wajahnya dari pukulan Sohee.

"Bisa nggak sih jangan nyebelin sehari aja?"

"Nggak bisa. Buat apa punya adik kalo nggak diisengin?"

Sohee semakin cemberut kemudian bangkit dari duduknya, "Terserah. Mau pergi dulu. Nanti kalo ditanya bilang aja Sohee mau pergi main sama temen."

Sungjun menaik-turunkan alisnya seiring adiknya berjalan pergi. "Tenang, nggak akan Kakak kasih tahu kamu jalan sama cowok kalo nanti balik bawa mekdi."

Sohee memutar bola matanya malas, "Iya iya ih malak mulu," katanya kemudian berjalan keluar rumah.

Saat ia keluar, seseorang berjaket dan ber-helm hitam tengah menunggunya di atas sebuah motor. Sohee berjalan ke arahnya dengan wajah berseri, berusaha menyembunyikan rasa kesal pada kakaknya tadi.

"Udah nunggu lama kak?" Tanya Sohee sambil membuka pagar.

Yang ditanya malah gelagapan sambil cengengesan. "Barusan nyampe kok, hehe. Langsung berangkat?"

Sohee mengangguk, "Iya. Mumpung masih jam segini jadi nggak seberapa rame," katanya sambil memakai helm lalu naik ke motor.

"Oke, berangkat!" Seru Doyum dan langsung menancap gas pergi dari rumah Sohee.

Sementara itu, Sungjun yang baru saja mendapat pesan dari adiknya langsung terbangun dari sofa dan berlari keluar. Sayangnya, Doyum dan Sohee sudah hilang dari jangkauan pandang.

"Halah pasti dia tahu sendiri nanti. Jangan dibilangin ah biar seru," kata Sungjun dan berjalan kembali ke dalam rumah.

Perjalanan menuju tempat wisata itu memakan waktu sekitar satu jam. Untung saja Sohee hari ini tidak jadi memakai rok karena sudah pasti akan repot nantinya. Ia memakai celana jeans dan sweater tosca oversize, membuat penampilannya semakin terlihat manis.

Setelah memarkirkan motor, keduanya berjalan menuju loket. Sebenarnya Sohee agak heran ketika diajak teman kakaknya ini untuk pergi ke sini karena Sungjun pernah bilang kalau temannya sangat penakut.

"Beneran mau main ini?" Tanya Sohee memastikan.

Doyum mengangguk semangat, "Iya, kenapa?"

"Nggak apa-apa sih. Tapi kata Kak Sungjun, Kakak itu penakut."

Doyum tertawa renyah, "Hahaha ngada-ngada aja tuh Sungjun. Justru aku tuh lebih berani dari dia."

"Iya iya percaya, ya udah yuk buruan kesana."

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Onde histórias criam vida. Descubra agora