🏘️ kalut

232 38 0
                                    

Tag dan Juri hendak masuk ke dalam rumah sakit ketika melihat dua mobil memasuki area parkir.

Orang-orang yang ada di dalam mobil berdesakan ingin cepat-cepat keluar.

"Jangan masuk semuanya, ini tempat umum. Kita bagi tempat aja, setengah nungguin Eunbi, yang lainnya nungguin Sungyoon," kata Seokjin sambil membantu Jisoo berjalan.

Akhirnya mereka terbagi menjadi dua kelompok sesuai perkataan Seokjin. Satu kelompok menuju ruang IGD, lainnya ke ruang ICU.

Ketika sampai di depan ruang IGD, sudah ada kedua orang tua Sungyoon yang duduk di kursi tunggu. Ibu Sungyoon terus-terusan menangis sambil sesekali memeriksa pintu ruang IGD.

"Permisi, Om, saya boleh tanya sebentar?" Tanya Daeyeol.

Ayah Sungyoon berpindah tempat ke ujung bersama Daeyeol dan Yoongi. Sedangkan Ibu Sungyoon ditenangkan oleh anak-anak lain.

"Anak ibu, Sungyoon, anak ibu harus selamat. Kasihan dia mau nikah malah kejadian kayak gini. Sungyoon, Sungyoon harus selamat," ujar ibu Sungyoon sambil menangis.

Jiae dan Yein memeluk ibu Sungyoon dari samping, sementara yang lain ikut duduk mengitari sambil membantu menghibur.

"Bang Sungyoon kuat kok, Tan. Dia pasti bisa. Di dalam sana dia berjuang. Jadi kita di sini juga harus bantu doa," hibur Joochan.

"Kita serahin semuanya ke Tuhan. Tuhan tau apa yang terbaik untuk makhluk-Nya. Kita sebagai wayang hanya mampu mengikuti jalan terbaik yang dibuat dalang. Apapun yang terjadi, itu yang terbaik. Kita harus berusaha semampu kita. Tante jangan sedih," kata Jiae panjang lebar.

Yoongi dan Daeyeol kembali setelah berbincang dengan ayah Sungyoon. Kemudian anak-anak kosan ikut duduk di kursi lain untuk mendengar penjelasan dari mereka.

"Jadi, tadi malem hujan lebat dan ada badai di laut. Kalian inget kemarin malem kita berhenti bentar karena hujannya terlalu lebat sampai gue nggak bisa liat jalan?" Mereka kompak mengangguk, "disaat itulah kapal mereka tenggelam."

"Sebenernya, sebelum kapal mereka tenggelam, semua orang di kapal udah naik ke perahu darurat. Tapi menurut salah satu awak kapal yang berhasil selamat dan udah sadarkan diri, badainya terlalu kuat sampai-sampai semua perahu darurat ikut kebalik," tambah Yoongi.

"Tadi pagi sekitar jam 3, mereka dilarikan ke sini. Ada orang yang ngelihat sesuatu ngambang dan waktu sampai ke tepian, ternyata itu salah satu awak kapal dan udah meninggal," kata Daeyeol.

"Doain aja semoga Sungyoon sama Eunbi baik-baik aja," kata Yoongi kemudian.

Di depan ruang ICU, keadaan juga hampir sama. Namun, keadaan Mama Eunbi lebih parah.

"Eunbi... Sungyoon...."

Kei dan Jisoo langsung duduk di samping mama Eunbi. Mama Eunbi menyandarkan kepalanya di pundak Kei.

"Tadi pas mama ke sini, mereka baru turun dari ambulans. Bahkan tangan mereka masih gandengan loh. Mau dipisahin sama dokter nggak bisa. Tangan mereka sampai merah. Mama nggak terima kalau mereka berdua nggak selamat. Mama nggak terima," racaunya.

"Tante? Tante jangan sedih, ya? Eunbi pasti selamat kok. Kan mereka juga langsung dibawa ke rumah sakit. Kita bantu doa aja, ya?" Kata Kei.

Jauh dari kerumunan orang, Juri duduk di sudut ruang sambil dipeluk Sujeong.

"Ini semua salah aku. Kalau aja aku bisa cegah mereka, pasti mereka tidak akan seperti ini. Ini semua salahku," isak Juri.

Sujeong mengelus rambut Juri, "Bukan. Ini bukan salah kamu. Kita udah berusaha sebisa kita buat nyegah mereka. Ini emang udah takdir mereka, Ri. Kita nggak bisa nyalahin siapa-siapa tentang semua ini."

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora