Chapter 8 : Mampus

416 116 82
                                    

Motor Vespa milik Davano tiba di depan warung makan, tepatnya di pinggir jalan. Manda yang sibuk memeluk Davano dari belakang pun tersadar jika motor yang ia tumpaki berhenti.

"Eh? Kok berhenti?"

Davano tidak menggubris pertanyaan Manda, ia melangkah mendekati penjual Mie Ayam yang terletak di pinggir jalan itu.

"Turun!"

Manda menatap penuh jijik, menyapu arah pandangannya pada sekitar warung itu. Warung di pinggir jalan adalah tempat paling anti Manda singgahi.

Haha, sekarang giliran lo yang gue kerjain. Batin Davano.

"Humm, g-gue di sini aja, hehe, soalnya hawanya panas."

Pintar sekali Manda berpura - pura, namun ia terlalu gugup hingga tidak bisa membuat alasan yang kurang ngeh.

"Panas? Jelas - jelas mendung gini."

Manda mendelik, ia mendongakkan kepalanya. Dan apa yang Davano ucapkan itu benar.

Manda bodoh! Umpatnya dalam hati,

"Heh? Kok ngelamun?"

Manda terkejut, ia mendongakkan kepalanya. Sejak kapan Davano berada di depannya? Terakhir ia lihat cowok itu sedang duduk di dekat penjual Mie Ayam.

"A-anu... Gue jijik." ucap Manda, jujur.

"Jijik?"

Manda mengangguk tanpa keraguan.

Davano berjongkok, mensejajarkan kepalanya dengan kepala Manda.

Ia berbisik lirih, "Oo, kalo lo gak mau makan di sana, kita put-"

"Apa? Kita apa? Hah?"

"Putus."

"Eh, kok ancamannya gitu, sih. Kurang romantis!"

"Emang ancamannya kudu gimana?" tanya Davano ogah - ogahan.

"Ya... Gimana ya... Ancamannya kayak gini nih, ekhem -ekhem, 'Oo, kalo gak makan di sana, gue cium lo!' gitu...."

Davano mendesis pelan, "Ngarep."

"Gimana? Lo mau makan di sini atau kita putus?" Davano tersenyum miring, ia pikir Manda pasti akan menolaknya dan akan mutuskan hubungan ini sekarang juga.

Namun, kenyataan itu salah besar.

"AYO DAVANO, KITA MAKAN!" seru Manda dengan nada jengkel.

Manda memajukan bibirnya, menatap semua penjuru warung itu, ia hendak berbalik namun Davano terlebih dahulu mendorong bahu Manda secara kasar.

Rasain lo, batin Davano.

"Van, jangan di warung ini, please...." rengek Manda.

"Kenapa?"

"Gue gak suka sama warung ini, kotor, ada lalatnya, najong!" ungkap Manda blak - blakkan membuat semua yang mendengar penuturan itu langsung menatap Manda horor.

ManDavanoWhere stories live. Discover now