Chapter 35 : ManDavano

285 38 22
                                    

Note : Pelan pelan ajaa, btw ini belum selese ye, belum END! inget belum END! Masih lamaaa :

Manda tersenyum lebar, ia memeluk Davano erat.

"Iya iya, kali ini beneran deh, i love you."

Davano tersenyum, "I love you too."

Manda tersenyum malu malu, ia melepaskan pelukannya dari Davano menjauh sedikit dari Davano.

"Man," panggil Davano.

Manda mendongakkan kepalanya, ia mengangkat satu alisnya.

"Apa?"

Davano tersenyum tipis, ia melangkah maju, mendekat ke arah Manda.

"Gue mau ngomong,"

"Ngomong apa?" Tanya Manda cepat.

Davano melangkahkan kakinya semakin dekat, lalu menoleh ke samping kanan kiri yang kini dirinya menjadi pusat perhatian siswa yang ada di perkiran.

"Tapi bukan di sini."

"Hah? Apaan?" Bingung Manda.

Manda mendecak pelan, "Ayo, ikut gue."

***

"Ap.. apa ini?"

Kedua mata Manda menatap sebuket bunga yang ia dapati dari laki dingin yang ada di hadapannya itu.

Bunga itu masih terpegang oleh Davano dan disodorkan ke arahnya. Jelas Manda dibuat dejavu oleh laki yang ada di hadapannya ini.

Manda mengangkat kepalanya kembali, melihat ke arah Davano dengan perasaan campur aduk, sulit untuk diungkapkan, begitu aneh juga senang.

"Davano.. apa ini?" Tanya Manda sekali lagi.

"Lo punya mata kan?" Davano malah berbalik tanya.

Manda memutar bola matanya malas, "Ish! Lo mah! Nggak ada romantis romantisnya!" Cerca Manda.

"Kan seharusnya lo ngomong kayak gini.. 'Emm, iya Amanda, ini bunga buat lo' gitu!" Lanjut Manda dengan ekspresi lusuh.

Davano mendekat, ia mengacak acak rambut Manda pelan.

"Iya Amanda, ini bunga buat lo." ujar Davano mengikuti keinginan Manda.

Manda tersenyum malu malu, ia merasakan jantungnya mulai berdetak lebih cepat.

"Suka?" Tanya Davano.

Manda mengangguk cepat, "Iya.. suka banget!"

Davano mendekat, ia memeluk Manda dengan perasaan, mengecup puncak rambut Manda lama.

Mendadak kedua pipi Manda memanas, ia mendorong Davano agar sedikit menjauh darinya.

Manda membuang mukanya ke sembarang arah. "Ish! Jangan peluk peluk!"

"Kenapa?"

"Masih di Sekolah!"

Davano terkekeh pelan, "Oke." Jawab Davano singkat.

Manda meremas ujung roknya, "Tapi kalau kita lagi di rooftop nggak papa." Lanjut Manda kalem.

Davano diam, tak merespon sedikitpun.

"Gak mau peluk lagi, ya?" Tanya Manda kecewa.

"Yaudah deh."

Davano tersenyum. "Yaudah sini," Davano membuka kedua tangannya, mempersilahkan Manda mendekat.

ManDavanoWhere stories live. Discover now