Chapter 31 : Baper

262 47 31
                                    

Manda menatap Davano tak percaya, kedua matanya berkaca - kaca, membendung air mata yang siap membasahi pipinya itu.

"Tapi, Van, gue takut kalau lo-"

Cup.

Lagi - lagi Davano mengecup bibir Manda, membuat kedua mata Manda hampir keluar.

"Gak usah takut." Ucap Davano lembut.

"Tapi Dav-" perkataan Manda terpotong saat Davano melakukan hal yang sama padanya.

Cup.

"Ada gue." Sergah Davano cepat.

Manda melotot, ia memukul pelan bahu Davano, menatap tajam ke arah laki dingin itu.

"Davano!" Kesal Manda.

"Apa?" Tanya Davano merasa tak berdosa.

Manda memutar bola matanya malas, ia mencubit lengan kiri Davano.

Sedangkan Davano hanya bisa mengerutkan keningnya, pertanda tidak mengerti.

"Kenapa?" Bingung Davano.

"Jangan kecup bibir gue!"

Davano mengangkat satu alisnya,  "Kenapa?"

Manda meremas ujung roknya itu, ia menggigit bibir bawahnya, "Ya.. ya.. ya gak boleh aja."

Davano menyipitkan matanya, ia menarik kedua sudut bibirnya itu, lalu mendekatkan bibirnya ke kening Manda.

Mengecup keningnya penuh perasaan, cukup lama, Manda berdiri kaku, ia memejamkan kedua matanya, tak lupa kedua tangannya itu masih melingkar di pinggang Davano.

Davano menjauhkan bibirnya itu dari kening Manda. "Maaf," ucap Davano lirih.

"Maaf?" Bingung Manda.

Manda menyipitkan kedua matanya. "Maksudnya?" Tanya Manda.

"Gue sering buat elo nangis." Ucap Davano pelan.

Laki itu terdiam sebentar, ia menggenggam kedua telapak tangan Manda. Menatap lurus ke arah cewek yang ada di hadapannya itu.

"Gue gak mau maafin elo." Ujar Manda merajuk.

"Yakin?" Tanya Davano memastikan.

"Iy-"

Kedua mata Manda membulat saat Davano mengecup kembali keningnya itu.

"Dava-"

"Kak.."

Davano terdiam kaku, pergerakannya terkunci saat dirinya hendak mengecup bibir tipis Manda, namun gagal.

Yah, gagal deh :v

Manda terdiam, mereka berdua sama - sama diam.

"Ah.. nganu.. gue sama Davano.." ucap Manda menutup nutupi

"Em, maaf kak ganggu kalian, ak.. aku.. pergi du-"

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Davano to the point.

"Itu.. anu.. Pak Bondan, eh maksudnya.. aku disuruh Pak Bondan buat manggil Kak Amanda." Ucap siswi berambut panjang sebahu, nampaknya dia adik kelas.

"Ngapain?" Tanya Davano lagi.

"Ish! Kepo banget sih!" Manda menonjok perut rata Davano pelan.

Davano masih datar, ia membenarkan posisinya, menegakkan tubuhnya.

"Aku gak tahu kak," jawab siswi itu canggung.

Manda menekan nekan pelipisnya itu, "Alamakkk!" Pekik Manda histeris.

Davano menoleh, "Kenapa?"

"REMIDI MATEMATIKA HUWAA!"

Davano memasang muka tembok, tak ada syok syoknya sedikitpun.

Dasar manusia dingin!

"Oh." Sahut Davano dingin.

Manda meremas rambutnya frustasi, "Ish! Pak Bondan ih!" Gerutu Manda pelan.

Adik kelasnya itu meringis pelan,
"Yaudah ya, Kak. Aku permisi dulu." Ucapnya yang hanya dijawab anggukan dari Manda.

Manda mengembuskan napasnya kasar, ia membalikkan badannya itu.

"Mau ke mana?" Tanya Davano.

"Ke perpus, ngerjain soal." Jawab Manda cepat.

Baru saja satu langkah, gadis itu merasa ada yang janggal, ia mengerjap ngerjapkan kedua matanya.

Kedua matanya melotot, hampir saja keluar. Ia terkejut saat kedua kakinya mengambang, sama sekali tak menapak di tanah.

Deg!

Davano menggendongnya ala bidal style. Manda meneguk susah salivanya itu, menatap wajah Davano lekat.

Manda menggigit bibir bawahnya, sorot matanya tak lepas dari wajah Davano.

Seperti di hipnotis, tanpa perintah kedua tangannya melingkar di leher Davano.

Kedua pipi manda bersemu merah, pipinya benar benar panas.

Manda menggeleng pelan, menyadarkan dirinya itu.

"Davano! Turunin!"

"Shttt!"

Haduh, gak diturunin juga gue rela kok, ngehehe. Batin Manda.

"Davano.. lo mau bawa gue ke manaaa???"

"Ke hutan." Jawab Davano ngasal.

"Lhoh? Kok ke hutan? Lo mau ngapain? Lo mau ena - ena bareng gue ya? Haiyo! Ah ogah ah! Masa di hutan sih! Yang VIP dong!"

Davano menulikan kedua telinganya itu, membiarkan Manda berceloteh terus menerus.

"Ish Davano! Jawab! Davano! Davano!"

Langkah Davano berhenti, kesabarannya hilang, ia menatap Manda tajam.

"Bisa diam nggak, Sayang?"

Manda terdiam, ucapan 'Sayang' mampu membuat pipi Manda bersemu merah.

Manda menggeleng kepalanya cepat, "Ish Davanoo!"

Davano kembali melangkahkan kakinya, entah membawa Manda kemana, ocehan Manda masih belum berhenti.

Dengan terpaksa Davano menempelkan bibirnya itu tepat di bibir Manda, gadis itu tersentak kaget.

"Davan-"

"Iya sayang."

Sial, Manda benar - benar baper! Wajahnya memerah, ia mengerucutkan bibirnya, memalingkan wajahnya.

"Gak usah digituin bibirnya," ucap Davano.

"Gue cium baru tahu rasa." Lanjutnya tanpa memikirkan pendelikkan tajam dari Manda.

TBC!

AZEK, DAVANO BOBROK :V

Dikit aja hehe, vote dan selipkan komentarnya yaaa :))

Lov u semuaaaa❤❤❤

See you next chap!

ManDavanoWhere stories live. Discover now