Chapter 32 : Minum

271 36 13
                                    

Note : banyakin komentar aja, biar cepet update!

Kuy komen!

"Gue cium baru tahu rasa." Lanjutnya tanpa memikirkan pendelikkan tajam dari Manda.

"Gak lucu!"

"Siapa yang ngelucu?" Balas Davano acuh.

"Au ah gelap!" Sungut Manda kesal.

"Apanya yang gelap?"

"Hati!" Jawab Manda sekenanya.

"Kan ada aku,"

Ya ampun! Sadar Manda! Gak boleh baper oke?! Ingat! Ingat tujuan awal lo Man!

"Apaan sih, Van! Aku-kamu an gitu!"

"Gak boleh?" Davano menarik senyum miringnya, tak lupa sorot matanya yang hitam mampu membuat Manda salah tingkah.

"Ya.. ya.. ya gak boleh aja!"

"Gak boleh apa nggak boleh?" Goda Davano.

"Ish! Gak usah nggodain gue!"

"Gue gak nggodain," balas Davano polos.

Manda mencebik kesal, ia membuang wajahnya ke samping, menutupi wajahnya yang memerah bak tomat matang.

Davano tertawa pelan. Ia menurunkan Manda dari gendongannya saat itu juga, Davano mengacak rambut Manda pelan.

"Man," panggil Davano lembut.

Astaga! Biasa aja Manda! Ayo biasa saja! Jangan blushing!

Aish! Davano medekat, membelai rambut Manda ke belakang.

Davano menangkup kedua pipi Manda, ia tersenyum. "A.. i.. iy.. iya Davano? Mau ngomong apa?" Tanya Manda gugup.

Davano menjauh satu langkah dari Manda. "Lo.."

Ya ampun! Belum juga apa - apa kedua pipi Manda sudah blushing! Huh dasar! Mana jiwa Badgirl mu Manda?! Tunjukkan!

"Apa Davano?" Desak Manda tak sabar.

"Lo berat banget, berasa nggendong elephant."

Manda menganga tak percaya, tanpa sadar kedua tangannya terkepal kuat.

Sabar Manda, sabar. Batin Manda.

Sedetik kemudian..

Bugh..

Bugh..

Bugh..

Manda melangkahkan kakinya terburu buru, meninggalkan Davano yang sempoyongan karena tonjokan darinya.

Davano terkekeh pelan, ia menarik satu sudut bibirnya.

Lalu melangkahkan kakinya, membuntuti Manda dari belakang.

Laki laki itu menyeringai senyuman licik, tanpa aba - aba, ia menggendong Manda lagi.

"DAVANOOO!!!"

Laki itu tersenyum tipis, membiarkan Manda berteriak sekencang kencangnya, tapi teriakan itu tak mampu menghancurkan keras kepala Davano.

Manda menjambak rambut Davano, kesal.

"Davano! Lo mau bawa gue ke mana, sih?!" Tanya Manda sinis.

"Pelaminan," celetuk Davano asal.

Kedua mata Manda membulat. "Ah? Iya kah? Lo mau bawa gue ke pelaminan? Uhuy!" Seru Manda girang.

ManDavanoWhere stories live. Discover now