Chapter 10 : HAREDANG!

372 82 68
                                    

Gadis dengan rambut panjang yang sengaja ia uraikan ke belakang sedang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata - rata. Di sepanjang jalan ia tak henti - henti memencet klakson mobilnya, mengelap keringat yang membasahi keningnya itu.

Sekarang gadis itu dilanda panik berkepanjangan, bayangan ia di marahi guru hinggap di pikirannya. Apalagi sekarang jadwal dimana diselenggarakannya ulangan Matematika.

Manda mengelap keringat yang mengucur terus - menerus membasahi keningnya, mobil verarri merahnya itu kini membelah jalanan Ibu Kota yang sudah padat oleh kendaraan.

Hanya butuh 15 menit di perjalanan, mobil itu kini sudah masuk ke dalam kawasan SMA Garuda. Cepat - cepat ia parkirkan mobilnya itu menuju parkiran.

Manda mengangklekkan tasnya di pundak, untung saja ia masih bisa berangkat awal-eits, bukan karena ingin di puji ataupun ingin mengubah dirinya.

Mood Manda hancur saat kejadian tadi pagi, Papanya lebih membela Fira dan selalu saja menginjak - injak nama Manda. Selalu saja di cap ini lah, itu lah, yang membuat Manda malas sekaligus memnambah benteng kebencian di hatinya.

Manda melangkahkan kakinya menuju kelas XI IPA 6, melewati beberapa koridor yang sudah banyak siswa sedang mengobrol ataupun beranjak pergi ke kelas mereka masing - masing.

Semua tatapan mengarah pada Manda, penampilan rambutnya agak berbeda dari sebelumnya, entah kemana perginya warna merah pada rambutnya itu. Kini, rambut Manda berwarna cokelat terang, mungkin Manda sudah bosan akan warna merah.

Manda membelokkan badannya, segera ia masuk ke dalam kelasnya itu.

Brakkk!

Sebuah tas dibanting tepat di hadapan kedua gadis yang sedang sibuk bermain ponselnya masing masing membuat mereka terkejut setengah kesal.

"Amsyong!"

"Bjirrr!"

Manda hanya menyeringai dengan cengiran tak berdosanya itu, ia duduk di samping Sindy yang sibuk bermain game Mobile Legend.

Sedangkan Alya? Pagi - pagi yang masih segar ini, ia sudah mengawali harinya sebagai bucinersgirl yang berkelas, berkharisma.

Aneh, realita sudah beberapa kali menunjukkan bahwa Kakak kelasnya-Arseno sudah menolaknya mentah mentah, sesekali ia pernah dipermalukan di tengah kramaian kantin, hingga Manda tak segan segan menampar pipi Arseno dengan lancang.

Namun, sama sekali tidak ada rasa pupus bagi Alya akan cintanya.

Gendeng!

Manda menatap Sindy dari samping, terdengar bunyi suara yang ponsel berlogo apple milik Sindy bunyi berkali - kali.

Double kill.

Triple kill.

Tak lama kemudian, Sindy bersorak ria saat ia berhasil menang, setidaknya Sindy bisa naik level.

Tatapan Manda beralih pada Alya yang kini sedang sibuk stalking Instagram kekasih idamannya itu, siapa lagi kalau bukan Arseno.

ManDavanoWhere stories live. Discover now