Chapter 41 : Berdua saja

245 33 29
                                    

Update cepet kannnn? Makanya hayuk komen yang banyakkkkk :))

Happy Reading ♡♡♡

"Kok lesu amat?"

Manda menghela napas, lalu mencium punggung tangan papanya itu.

"Senyum dong," pinta Reno pada anaknya.

Dengan terpaksa Manda tersenyum, lalu bablas pergi.

"Nanti malam kita bertiga makan bersama bisa?"

"Nggak pah! Manda ada rencana."

Bahu Reno sedikit turun. "Yaudah."

Manda melangkahkan kakinya menuju kamarnya, hari ini benar benar melelahkan, ia melepas sepatunya, membuangnya ke sembarang arah.

Kakinya melangkah ke lemari pakaian, mengambil baju santai, lebih tepatnya lagi, mengambil kaus hitam polos beserta celana pendek selutut. Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamar mandi.

Tak butuh waktu lima menit, Manda sudah berpakaian santai, ia mendekat ke tepi kasur mengambil ponsel yang ada di atas meja.

Manda membuka galeri, tak sengaja mendapati fotonya dengan sosok malaikat yang selalu ia rindukan.

Tanpa sadar, air mata Manda turun perlahan, teringat kasih sayang dari Mamanya itu.

"Kamu belum makan, kan?"

Fira kini berada di ambang pintu, sembari memasang senyuman manis.

"Belum." Jawab Manda datar.

Fira mendekat, ia ikut duduk di samping adiknya itu dengan hati hati.

"Lo-"

"Kakak boleh bicara sebentar sama kamu?" Tanya Fira lirih.

Manda menghela napas, sejujurnya, ia tak tega saat dirinya mendengar suara lirih Fira.

Manda mengedikkan bahunya, mencoba secuek mungkin.

"Terserah."

Fira menunduk, tak lupa dengan senyuman yang selalu ada di wajah cantiknya itu.

"Kamu rindu Mama, kan?" Fira menjeda. "Kakak juga sama, kakak rindu Mama."

"Cuma mau ngomong kayak gitu doang?" Sinis Manda.

"Udah deh, pergi! Gue nggak mau diganggu!"

"Sebenci itu kamu sama kakak?"

"Iya! Manda benci! Manda benci!"

"Kenapa?" Tanya Fira lirih.

"Elo tanya kenapa?! Perhatian Mama sama Papa dari dulu cuma sama elo! Sedangkan gue? Sama sekali enggak! Nggak ada yang peduli sama gue! Nggak ada yang perhatian sama gue!"

"Itu karena-"

"Apaan lagi, sih, kak! Pergi! Pergi kak!"

Fira menggelengkan kepalanya kuat, dengan niat besar, ia memeluk Manda penuh perasaan.

Pelukan yang selama ini ia rindukan.

Hangat.

Segitu bencinya Manda pada dirinya?

Manda tak bergerak, ia terdiam kaku. Jujur, ia juga sama sama rindu dengan pelukan hangat dari kakaknya.

Namun, egonya terlalu tinggi untuk disaingi.

***

Manda membuka matanya perlahan. Cahaya lampu kamarnya yang terang membuatnya kembali menutup mata, ia mengedip ngedipkan matanya, mencoba untuk membiasakan matanya dengan cahaya itu. Hingga ia berani membuka matanya lagi.

ManDavanoМесто, где живут истории. Откройте их для себя