Chapter 13 : Kecupan singkat

393 77 115
                                    

Hai.. 😁

Gimana kabarnya?

Kamu dari AsKot mana?

Manda mengepalkan kedua tangannya. Dadanya terasa sesak, ingin sekali dirinya meninggalkan tempat menyebalkan itu.

Namun, seseorang memegangi pundak kanannya itu, mau tidak mau Manda membalikkan badannya, walaupun hatinya sakit saat melihat kejadian barusan.

"Lo cemburu?" suara itu membuat Manda menambah sakit hati, ia mencoba tersenyum seakan tidak melihat kejadian barusan yang sangat menyakitkan hatinya itu.

"Nggak, kok."

"Baguslah." ucap Davano enteng.

Manda semakin mengepalkan dua tangannya dengan keras, menatap punggung Davano yang kini kian menjauh, seakan Davano tidak merasa bersalah apapun.

"Gue cemburu, kah?" tanyanya pada dirinya sendiri itu.

Manda bergeming pelan, lalu mengerjap ngerjapkan matanya saat ia baru sadar akan kepergian Davano itu.

"DAVANOOO!!!"

Pemilik nama itu segera memutar balikkan tubuhnya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa?"

"GUE CEMBURU!" Manda berlari kecil mendekati Davano, meletakkan kedua tangannya di leher Davano.

"Apa sih!" Davano menepis kasar kedua tangan Manda, menatap jengah perempuan menyebalkan yang kini ada di hadapannya itu.

"GUE CEMBURU DAVANOOO!" Davano bergidik ngeri, suara Manda begitu nyaring terdengar hingga kedua telinga Davano berdengung.

Davano menghela napas, "Yaudah."

"Yaudah apanya?" tanya Manda.

"Lo cemburu, kan?" Manda mengangguk.

"Yaudah, cium pipi gue." ucap Davano enteng.

"Hah?"

"Cium pipi gue."

"Hah?"

"Ck, cium pipi gue."

"Hah?"

Davano menghela napas panjang, ia menundukkan kepalanya, dan..

Cup.

Davano mengecup pipi kanan Manda, perempuan bawel itu mematung, seperti ada yang mengelitiki perutnya itu, pipinya memanas seketika, refleks ia mendongakkan kepalanya.

"V-van-"

"Gausah cemburu." potong Davano cepat, lalu melesatkan dirinya pergi meninggalkan Manda yang kini tubuhnya seperti patung.

Sepeninggalan Davano, Manda tersenyum kecil. Tanpa sadar, sejak tadi tangan kirinya memegangi dadanya. Dan satu tangan kanannya memegangi bekas kecupan singkat dari Davano.

Lalu tersenyum, "WOY! JANTUNG GUE AMAN GAK NIH?"

Manda berjingkrak - jingkrak, lalu melompat - lompat seperti anak kecil yang dibelikan mainan baru. Berteriak histeris sembari memegangi pipi kanannya itu, tertawa, setelah itu menangis histeris.

Lorong perpustakaan kini sudah sepi, petugas perpustakaan tak sengaja mendapati penampakkan gadis aneh yang sedang berjingkrak jingkrak tak jelas.

Petugas itu mengusap usap kedua matanya itu, cepat - cepat ia bersembunyi di balik tembok.

"Amsyong! Ada siswa yang gila!"

ManDavanoWhere stories live. Discover now