Chapter 9 : Mempersiapkan dini

356 98 68
                                    

Davano memarkirkan motor vespanya tepat di depan gerbang rumah Manda, ia enggan masuk, lagipula awan semakin gelap, semakin menghitam dari mendung tadi. Davano memilih memandangi rumah besar bercat warna putih. Taman, mobil mewah, nampak jelas berada di sana.

"Gue pulang, capek."

"Oke, hati - hati! Kalo kangen jangan lupa telfon!"

Davano bergidik ngeri, cepat - cepat Davano menghidupkan mesin motornya.

"Bentar - bentar!" cegah Manda mencekal lengan Davano.

Sontak Davano menoleh, mengernyitkan dahi pertanda ia bingung.

"Apa?"

"Lo... Hum... G-gue... A-anu... Cium pipi lo, boleh?"

"Gak!" sarkas Davano, membuat Manda menghela napas berat sembari mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa?" tanya Manda begitu lirih.

"Gak papa." ucap Davano seadanya.

"Davano gak seru, ih!"

Davano yang mendengar penuturan Manda barusan menghela napas panjangnya, "Gue cabut."

Belum sempat Davano memasangkan helm nya, dngan cepat Manda Menghentikan aktivitas Davano itu.

"Bentar!" Davano memicingkan matanya, Manda mendekatkan wajahnya, ia menyunggingkan senyum miringnya.

Davano sudah was was akan apa yang Manda lakukan, cepat cepat ia mundur. Namun, Manda lebih dulu menarik kaus hitam oblong milik Davano.

"Mau apa lo?" tanya Davano, ia rasa Manda akan melakukan hal hal aneh lagi.

Manda semakin mendekatkan wajahnya, hingga hidung mancung mereka sama sama bertemu.

Davano meneguk kasar ludahnya, apa yang akan Manda lakukan padanya?

"Van." panggil Manda sembari mengalungkan kedua tangannya di kedua pundak Davano.

Davano menyembunyikan kegugupannya itu, ia mencoba mendatarkan wajahnya.

Manda mendekatkan wajahnya itu membuat Davano memejamkan matanya,

Bukan kecupan ataupun ciuman, namun sebuah bisikan yang membuat Davano merinding sekaligus sedikit menjauhkan wajahnya itu.

"Siapin hati lo dari sekarang, Van."

Kedua mata Davano membuka lebar, apa yang Manda katakan barusan?

"Maksudnya?"

"Siapin hati lo itu, gue yakin... Lo bakalan jatuh cinta sama gue, dan saat itu juga, gue bakal mutusin lo. Gue gak mau lo kaget, mangkanya gue ngomong hal ini dari sekarang."

Manda menghela napas, "Gue cewek brengsek, Van."

"Kok lo ngomong gitu?"

"Emang kenyataannya gitu, gue cewek brengsek." ucap Manda sembari tertawa, bukan tawa bahagia, namun tawa pedih menyayat hati.

"Pesan dari gue, siapin hati lo dari sekarang, Van." Manda mengecup sekilas pipi Davano.

Davano bergeming, ia memikirkan apa yang Manda ucapkan barusan itu.

Ia melajukan motor vespanya itu, diakhiri lambaian tangan kanan dari Manda seraya tersenyum tipis.

"LOVE U BABE!" seru Manda.

ManDavanoWhere stories live. Discover now