Chapter 14 : Terpaksa

351 72 92
                                    

Davano berlari mendekati Manda, memeluk Manda dari belakang hingga kepala laki itu berada di ceruk leher Manda,

Merinding!

Deru napas hangat menerpa tengkuk beserta leher Manda, napas Davano yang memabukkan membuat Manda menutup kedua matanya itu.

Ia menggigit bibir bawahnya.

"Man-"

"Lo kenapa sih, Van!" potong Manda. Memasang wajah seakan akan ia marah besar.

"Man-"

"Jangan panggil panggil nama gue!"

"Tap-"

"Jangan peluk peluk gue juga!" peringat Manda.

Davano menghela napas, "Rok lo bego!" bisik Davano penuh penekanan, bisikan itu mampu membuat bulu kuduk Manda berdiri.

"Emang kenapa sama rok gue?" tanya Manda tak peduli.

"A-ada darah." Manda mengangkat satu alisnya, "Terus?"

"Tutupin, lah!" sebal Davano.

Bercak bercak merah nampak jelas pada rok minim yang Manda kenakan itu, namun Manda nampak terlihat biasa biasa saja.

Davano mendesis pelan, kini parkiran tengah ramai di padati beberapa siswa yang hendak mengambil kendaraannya masing masing.

"Man, tutupin!"

"Ogah."

"MANDA!"

"APA?!" seru Manda tak kalah kencang.

Tanpa berpikir panjang, Davano semakin mendekatkan dirinya hingga Manda tak sengaja mendengar detakkan jantung Davano yang kini berdetak tak karuan.

Manda sudah menduga, pasti Davano grogi jika dekat dengannya.

"Man, rok lo!" perintah Davano.

"Rok lo?" beo Manda.

"Ganti rok lo!" Davano membenarkan.

"Gak!"

"Ganti!"

"Gak!"

"Gan-"

"Mending anterin gue ke supermarket," ajak Manda, ia memutar posisi badannya menghadap ke arah Davano.

"Ngapain?" tanya Davano.

"BERENANG!" jawab Manda asal.

"Ya nggak lah! Ya kali di supermarket ada kolam renang." jelas Manda.

Davano mengerutkan keningnya, "Terus ngapain ke sana?" tanyanya.

Manda berjinjit, lalu ia membisikkan sesuatu tepat di telinga kanan Davano itu, lalu Manda tersenyum.

Seketika bisikan itu mampu membuat wajah Davano pucat, ia memandangi Manda dengan tatapan tajam.

ManDavanoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن