Chapter 44 : Apa yang terjadi?

161 28 33
                                    

Haiii, gimana nih? Update cepet kaaaaaannnnn? Mangkanya Ayo ramaikan part ini dengan komentar dan vote kalian :))

Btw, tau nggak sih? Kalau si Cindy itu suka bacain komentar sambil ngikik sendiri, yakin nggak mau komeeen? <3

💜💜💜

Tak ada pilihan lain selain menelpon Egar, lalu memberi lokasi yang kini Manda pijak.

Sesampainya Egar di lokasi, Cowok itu langsung membekap Manda, memeluk Manda erat, memberi pelukan hangat yang mampu membuat tangisan Manda semakin keras.

"Lo.. lo kenapa?"

Manda menggeleng pelan. Bibirnya gemetar, basah sudah jaket Egar karena air mata Manda.

"Lo kenapa?!" Teriak Egar frustasi.

"Man! Jawab!"

"Gar.. dingin.."

Egar menangkup kedua pipi Manda, menatap gadis itu lekat.

"Cerita sama gue! Lo kok bisa ada di sini?!"

"Gar.." isak Manda.

Egar menggelengkan kepalanya keras, lalu mengecup kening Manda lama.

Manda menangis, ia mendorong dada Egar agar menjauh dari dirinya.

"Gar.."

Egar tak menggubris, ia sibuk menutupi tubuh Manda dengan jaket bomber-nya itu, lalu menatap Manda lekat.

Meniup wajah Manda pelan.

"Gar.."

"Ayo pulang!" Suruh Egar.

"Nggak mau.."

Egar menaikkan satu alisnya, "Lo mau kedinginan di sini? Lagian juga udah malem." Ucap Egar pada Manda.

Manda menunduk lemas, ia menatap sepatu converse putihnya itu.

"Kok lo bisa ada di sini, sih?" Tanya Egar tiba tiba.

"Ng.. gu.. gue-"

"Lo mau bohongin gue?" Tuding Egar tepat.

"Jujur sama gue, lo kok bisa ada di sini?"

Manda menunduk, ia menggigit bibir bawahnya yang bergetar hebat.

"Jawab!" Bentak Egar.

"Davano.. hiks.."

"Hah?" Egar bingung. "Davano siapa?"

Manda menggeleng lirih.

"Gar.. pulang.." ujar Manda mengalihkan topik.

Egar terdiam sebentar, lalu mengangguk samar. "Yaudah ayo!"

Egar merangkul pundak Manda, menuntun gadis itu pelan pelan.

"Shhh.."

Egar menoleh, "Kenapa lo?"

"Shh.. sakit.."

"Apanya yang sakit?" Egar bingung sendiri.

Manda menunduk, mengangkat kaki kirinya itu. Menatap sepatunya dengan ngilu.

"Kok lo bisa gini, sih?!" Kesal Egar.

Pasalnya, sepatu Manda tak sengaja tertusuk paku kecil. Bisa bisanya?

Wajar, sih.. lagipula taman ini begitu rapuh, ayunan yang Manda pakai tadi pun sudah karatan.

Egar menatap Manda dengan tatapan lekat.

ManDavanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang