Chapter 19 : Menyebalkan (1)

224 57 26
                                    

Hello, Xixixi, Let's read story ManDavano chap 19 : Menyebalkan part 1 ❤❤❤ btw, maaf baru bisa update, cuma saran nih ya.. Kalau kalian lupa sama scene-nya, bisa baca ulang dari chap 18.

#Happy Reading❤

"Aaaa!" Manda berteriak histeris saat didapati notif pesan unyu itu.

Gadis itu dengan sigap meloncat ke atas kasur, lalu membaringkan tubuh mungilnya itu.

"Uwu, besok gue berangkat sekolah bareng ama bebep Vava." Manda mengulum bibirnya itu, "Btw, tuh cowok gak kesambet setan atau kesurupan, ya? Aneh banget," gumamnya pelan.

"Mungkin Davano kesurupan arwah semut."

Manda menggaruk keningnya itu, "Oh, jangan - jangan Davano kesurupan setan? Eh, bukan bukan... Mungkin kesirupan kalik ya? Kesirupan Marjan?"

Manda mengacak rambutnya frustasi, "Kesurupan bego! Masa iya kesirupan!" ucap Manda membenarkan.

"Kira - kira, besok pagi gue pake kaus kaki warna apa, ya? Pink? Peach? Black? Navy?" Manda bergegas ke lemari pakaiannya, mengacak acak isi lemarinya.

Manda menjambak rambutnya frustasi, ia berjalan misuh - misuh, keluar dari kamar besarnya itu.

"Eh, Bibi!" panggil Manda,

Dengan langkah tergesa - gesa Manda menghampiri salah satu pelayan rumahnya itu yang tidak sengaja lewat di hadapannya.

"Hosh.. Hosh.."

"Bi, minta sarannya boleh?" pinta Manda.

"H-hah? Apa Non?" tanya pelayan itu tak mengerti.

Manda memutar bola matanya malas, ia menarik pergelangan tangan pelayan itu, membawanya masuk ke dalam kamar besarnya itu.

"Ini, loh, Bi. Cuman minta saran, besok pagi kan gue mau berangkat sekolah bareng pacar ganteng, nah... Gue harus tampil syantik badai angin topan di depan pacar."

"H-hah? Terus?"

Manda menghela napas panjangnya itu, "Bagusan pakai kaus kaki warna apa? Pink? Peach? Navy? Black? Army? Or... Apa gitu?"

"H-hah?" pelayan itu masih tidak mengerti.

Manda mendesah pelan, "Gak jadi nanya deh."

"Hah?"

"Gak jadi, gak jadi." ucap Manda cepat.

"Hah?" lagi - lagi hanya kata itu yang pelayan lontarkan.

Manda menghela napas panjangnya, "Yaudah, deh. Bibi lanjutin aja aktivitas Bibi tadi."

"Hah?"

Manda mendesis pelan, mengacak rambutnya frustasi, sejak tadi pelayan yang ada di hadapannya itu hanya mengatakan 'hah?' secara terus menerus mampu membuat kepala Manda serasa ingin meledak.

"Bibi bisa keluar dari kamar Manda, gak? Soalnya Manda ngantuk, nih. Hehe,"

"Hah?"

Manda menjambak rambut panjangnya itu, menahan kekesalan amarahnya yang kian naik pitam.

"Bibi, Manda ngantuk, Bibi bisa keluar dari kamar Manda?" pinta Manda berusaha untuk sehalus mungkin.

"Hah?"

ManDavanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang