Chapter 37 : Ungkapan sakral

274 32 41
                                    

Updatenya lama banget yaaa? Udah 8 hari gak update loooh :) Maaf maaf, ngehehe :)

Kalau lupa bisa baca dari chap 36 :))

Btw, aku suka baca baca komentar loh, yakin nggak mau ngeramein komentarrrr?

Yakin nggak mau ngeramein???

***

Keesokan harinya Davano membuka matanya, entah pukul berapa sekarang yang jelas ia langsung melihat jam ternyata sudah pukul 7.

Apa?!

Seketika mata Davano melotot mengetahui bahwa dirinya telat bangun, ia mencoba bangkit, namun gagal.

Pelukan Manda begitu erat, sampai rasanya seluruh tubuh Davano dibuat remuk oleh gadis itu.

Dengan hati hati, Davano menyingkirkan rengkuhan tangan Manda, lalu segera masuk ke dalam kamar mandi.

Kurang lebih 10 menit Davano bersiap, ia langsung keluar kamar mandi dan saat keluar, benar dugaannya!

Manda belum bangun!

Mata Davano terbuka lebar, jantungnya berdetak tidak karuan, saat kedua bola matanya mendapati sosok gadis yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya.

Dengan perasaan berkecamuk Davano kembali masuk ke dalam kamar mandi, menyembunyikan diri di balik pintu sambil memegangi kenop.

Davano mengusap wajahnya kasar, matanya sudah tidak suci.

Pagi yang cerah ini, dirinya sudah mendapati tontonan gratis yang mampu membuat napsunya naik.

Huh!

Davano menghela napas kasar. "Man, lo udah pakai baju?" Tanya Davano dari balik pintu makar mandi.

"Belum." Ungkap Manda jujur.

Davano mendecak kesal, ia mengacak rambutnya frustasi.

Waktunya terbuang sia sia, apalagi sekarang dirinya sudah masuk di dalam fase 'terlambat berangkat sekolah'.

Davano mencoba sabar, ia mengetuk ngetukan jari tangannya, menyalurkan kegabutannya itu.

"Lo udah pakai baju?" Tanya Davano lagi.

Hening, sama sekali tak ada sahutan, hal itu membuat rasa penasaran Davano muncul.

Davano memberanikan diri untuk membuka pintu namun belum sempat ia memegang kenop, pintu kamar mandi tiba tiba terbuka, menampilkan gadis yang sudah berpakaian seragam rapih.

Gadis itu menyambut pagi hari dengan senyuman hangat, ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Kenapa Davano? Aku cantik ya?" Tanya Manda pede overdosis.

Davano mendesis pelan, ia tak meladeni ucapan unfaedah itu.

Davano menerobos Manda, dengan cekatan ia mengambil kunci motornya yang ada di atas nakas.

Manda yang tersadarkan itu langsung berbalik badan, menatap Davano bingung.

"Mau ke mana?"

Davano menoleh. "Menurut elo?" Bukannya menjawab, laki itu malah bertanya balik.

"Ke mana ya? Hmmm,"

Davano memutar bola matanya malas. "Gue mau pulang dulu, mau ambil tas sama seragam." Jelas Davano.

Manda mengangguk anggukan kepalanya paham. "Oooh,"

Kedua mata Manda mendadak melotot hampir keluar. "HAH? APA?!"

ManDavanoWhere stories live. Discover now