Chapter 21 : Terima Kasih Davano.

247 53 21
                                    

Halo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo.. siap membaca? Let's go!

Davano menghela napas panjang, dua langkah laki ia hampir masuk ke dalam kelasnya, namun langkah kakinya mendadak berhenti saat kedua matanya mendapati sosok laki - laki berpostur tubuh gemuk tengah berdiri di ambang pintu, tepatnya tengah berdiri di depan Davano.

"Ehm.. selamat pagi Davano, selamat pagi.. bagaimana kabarmu hari ini? Apakah baik - baik saja? Bagaimana hari ini? Menyenangkan bukan?" Tanya Jordan berentet.

"Apaan sih, Dan." Sinis Davano,

"Ngehehe, pagi - pagi udah dapat apa aja nih dari Manda? Kiss? Kiss mark? Kecup pipi? Kecup bibir? Atau.." dengan sengaja Jordan menggantung perkataannya itu, "Atau.. ena - ena?" Lanjutnya sembari tersenyum mesum.

"Ck, dasar gak waras!" Cibir Davano.

"Waras, dong!" Seru Jordan.

"Minggir, gue mau masuk." Ucap Davano dingin.

Jordan hanya bisa mendesis pelan, mengikuti Davano dari belakang.

Davano menatap jengah Jordan, semakin lama dirinya semakin risih akan kehadiran Jordan yang selalu mengusik kehidupannya.

"Dan, minggiran gih, risih gue." Ucap Davano.

"Apaah? Jordan gak denger?"

Davano bergidik ngeri, mendengar suara Jordan yang dilebay lebaykan seperti itu mampu membuat bulu kuduk Davano berdiri dengan sendirinya.

"Van," panggil Rizky dari belakang.

Davano menoleh, "Apa?"

"Barusan Lastri nyariin lo, tuh, katanya rindu setengah hidup."

"Rindu setengah mati, goblok!" Koreksi Jordan.

"Iya etdah, rindu setengah mati katanya." Ujar Rizky serius.

"Oh." Lagi lagi Davano hanya menanggapi hal itu singkat, mlas berurusan panjang.

"Ah oh ah oh." Cibir Rizky tajam.

"Gue panggilin Lastri, ya?" Rizky tersenyum genit, menaik - turunkan kedua alisnya itu. Lalu menepuk pundak Davano dari belakang.

"Terserah." Pasrah Davano.

Rizky terkesiap menjerit memanggil gadis bernama 'Lastri'. Namun, belum sempat dirinya berteriak, ia sudah kalah cepat dengan Jordan yang kini tengah berteriak memanggil nama 'Lastri' sembari berdiri di atas meja, menggulung buku tulisnya itu, seolah - olah ia jadikan mic.

"SULASTRI!" panggil Jordan.

Pemilik nama itu dengan crpat menoleh ke sumber suara, gadis itu mengerutkan keningnya, pertanda tak mengerti.

"Iya? Kenapa Jordan?" Tanya Lastri.

"Ini nih, kata Davano, dia rindu sama lo juga, ihiy."

Lagi - lagi Davano menghela napas panjang, menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone. Mencoba mengabaikan celotehan kedua sahabatnya itu.

ManDavanoWhere stories live. Discover now