CHAPTER 12 [BabyGuard] - Sales

1.5K 247 0
                                    

Berkat IQ diatas rata-rata, Namjoon kini punya sebuah solusi agar Rapmon tidak lagi terbangun dan merengek tengah malam. Dia membentang tali dari bidang dinding satu ke dinding yang bersebrangan. Disana digantunglah boneka kecil, foto, hiasan, dan kemerlap lampu kecil bergambar koya. Jadi Rapmon dengan mudah memandangnya.

Ya, meskipun agak menghalangi dan memberi kesan tidak rapih, itu tidak jadi masalah untuk Namjoon. Asalkan Rapmon senang, apapun akan Namjoon lakukan.

"Aigo.. Malah gak jelas semua." Namjoon menggulir cepat beranda halaman berisi kabar terkini random. Lumayan banyak situs-situs terkenal Seoul yang dia kunjungi akhir-akhir ini.

Kebanyakan yang dia dapat adalah kabar berita bayi hilang, namun bayi perempuan. Ada lagi yang mengaku kehilangan bayi, tapi bayinya baru lahir.

Rapmon sedang bermain dengan boneka Koya di atas tempat tidur, bagi Rapmon, Koya adalah sahabat sejatinya. Dia mengerti saat dimana Pipu sedang bekerja jadi sebisa mungkin dia tidak akan mengganggu.

Namjoon mendapat pop-up pesan ke ponselnya. Sempat dia membuat postingan dengan tagar anak hilang beserta nomor teleponnya.

Silyehamnida, saya tertimpa musibah beberapa waktu lalu. Putra pertama saya hilang.Adakah kesempatan saya mencocokan identitasnya?

Begitu isi pesan yang baru diterima Namjoon. Dengan cepat meski sedikit ragu, Namjoon membalas pesan itu. Whoa, come on orang itu tidak tahu saja sedang chattingan dengan siapa. Namjoon memasang foto profil palsu dan akun g-mail palsu untuk berselancar di dunia internet. Jadi bisa dipastikan dia tidak mengetahui.

Ye, Ahjeossi.

Laki-laki dan usianya masih sangat kecil. Dia berparas korea asli dengan lesung pipi di kedua sisi wajahnya. Terakhir aku ingat dia memakai baju polkadot biru langit. Benar bukan?

"Ah sial! Gue lupa rapmon pake baju apa pas datang kesini. Tapi.." Namjoon melirik sebentar ke arah Rapmon yang sedang asik bermain. "Banyak kesamaan dari ciri fisiknya. Apa dia benar orang tua Rapmon?"

Sebelumnya saya ada pertanyaan.

Silahkan, silahkan saja.

Kalau anda benar orang tua dari bayi yang sedang bersama saya. Kenapa anda bisa sampai kehilangan dia? Penculikan kah?

Pesan Namjoon langsung dilihatnya. Wajar Namjoon memberikan waktu baginya untuk membaca, tapi tidakkah mencurigakan bila membalasnya dua menit kemudian?

Ya, seperti itu. Saya sedang membawanya ke sebuah taman tapi saat sedang mengawasi anak saya yang pertama, bayi saya tiba-tiba hilang dari kursi dorongnya.

"Kursi dorong? Ni orang.." Namjoon jadi menyernyit sendiri.

Daripada tidak jelas, Namjoon pikir apa salahnya untuk bertemu langsung dengan orang ini. Supaya semuanya jadi jelas. Rapmon memang masih berusia tujuh bulan, tapi Namjoom yakin ada chemystry antara orang tua dan bayi. Selalu ada.

Begini saja, bagaimana kalau anda bersedia datang ke rumah saya. Saya di kota Gangwon perumahan Sakura nomor 7.


Maaf, saya sangat sibuk. Bukannya tidak mau mencari alamat rumah anda namun saya benar-benar selalu bekerja lembur di kantor.

Namjoon tersenyum sambil menggeleng. Entah kenapa rasanya lucu saja mementingkan perkerjaan dibanding nyawa anaknya sendiri. Kalau benar Rapmon bayinya, pasti takkan sempat memikirkan dulu urusan pekerjaan.

Geurae, hyungnim. Jika anda tidak bisa menjemputnya kesini, biar aku saja yang mengantarkannya ke rumah anda. Aku akan berusaha. Tolong tulis alamatnya.

BabyGuard 𖠌 Where stories live. Discover now