CHAPTER 44 [BabyGuard] - Mistake

1K 194 44
                                    

Happy Reading 💜
.
.
.
.
.

Pria berbadan tegap menatap dirinya sendiri di cermin. Di bibirnya terlukis senyuman yang memabukkan. Alis tebal dan pesona mata elangnya percis ilustrasi ketampanan dewa dalam mitologi Yunani.

Sepertinya hanya dia, Kim Taehyung, yang nampak baik-baik saja setelah sebulan berlalu. Bukan dia tidak merindukan Tata, namun Taehyung lebih percaya bahwa bersama orang tuanya, Tata bisa lebih bahagia.

Ya.. Seharusnya keenam saudara Taehyung juga begitu. Tapi 'kan tidak ada yang bisa mengatur hati seseorang kecuali tuhan dan dirinya sendiri.

Taehyung keluar kamarnya lalu menutup pintu kamar kembali, ini sudah masuk waktu makan malam. Tapi suara Seokjin belum juga terdengar menyuruh mereka berkumpul.

.
.
.
.

BUGH! SRAKH!

Suara keras mencuri perhatian Taehyung. Taehyung sudah menduganya, ini tidak terjadi satu kali tapi setiap hari.

"Mau sampai kapan lo siksa samsak itu? Dia gak berdosa bro," ucap Taehyung seraya menyandarkan bahunya di ambang pintu lalu melipat tangan di dada.

Namun yang diajak bicara tak menghiraukannya. Masih saja sibuk memukuli benda mati itu.

"Jim, coba lo pikir dari sudut pandang yang lain soal masa depan Mochi. Mochi emang segalanya terjamin kalau sama lo, tapi dia bakal lebih dihargai kalau dengan orang tua aslinya."

"Gue tau Taehyung-ah!" balas Jimin tiba-tiba menatap tajam sahabatnya. "Tapi hati gue yang gak mau tau!"

Taehyung mengerling miris. Dia tak tega melihat sahabatnya berlatih keras sekalipun otot-otot dan urat-urat menyembul di tangannya sudah jangan diragukan lagi.

"Lo bisa gak sedikit buka mata dan lihat saudara lo yang lain? Lo gak sendirian. Katanya kita bertujuh bakal lupain anak-anak secara perlahan bersama-sama."

"Ternyata cuma gue yang gak pecundang disini. Buktinya cuma gue sendiri yang bisa ikhlas menerima kenyataan."

"Daripada mulut lu berbusa ngomong terus, mending lo gantiin posisi ni samsak!"

Taehyung mengangkat sebelah alis. "Berani lo?"

"Baaaacooott.. Dari dulu kita sahabatan, sohib satu line kita bro, kita gak pernah ribut kecuali saat ini lo yang mulai," cerca Taehyung terkekeh sinis.

Decakkan kecil lolos dari bibir rekan satu line Taehyung tersebut, pandangannya teralih ke samsak dan memukulinya lagi. Sementara Taehyung hendak bergegas pergi.

"Ini waktunya makan mal-"

"Gak!"

Taehyung membuang nafasnya gusar. "Terserah lo! Pikirin semuanya baik-baik. Jaga kesehatan juga jangan lupa!" pesan Taehyung namun sebelum benar-benar berlalu, Taehyung menghentikan langkahnya.

"Penting, belajar ikhlas sebelum melepas dan belajar kecewa sebelum terluka."

Jimin terhenti menatap punggun sahabatnya yang sudah agak jauh dari tempat ia berada, tapi seakan ada ikatan batin yang menghubungkan mereka, tatapan keduanya bertemu di titik yang sama. Lagi.

BabyGuard 𖠌 Where stories live. Discover now