CHAPTER 43 [BabyGuard] - I Still Want U🖤

1K 191 54
                                    

Happy Reading 💜
.
.
.
.
.
.

Sekitar hampir satu bulan bayi-bayi bangtan tinggal bersama orang tua kandungnya, di rumah aslinya. Kebetulan saat itu rumah orang tua Rapmon dan orang tua Tata bertetangga jadi orang tua keduanya sering berdiskusi atau sekedar mengeluh mengapa Rapmon dan Tata tidak mau makan sama sekali dan hanya menangis menatap jendela.

Di rumah Rapmon, balita itu memperhatikan boneka Koya. Rapmon tidak menangis karena Koya bersamanya. Namun semua terlihat percuma saja kalau Pipu tidak ada disini.

Rapmon seketika marah dan membanting Koya ke lantai. Entah mengapa bayi itu jadi emosial. Ibunya yang terkejut menghampiri Rapmon dan bertanya ada apa.

Tapi Rapmon tidak meresponnya dan malah menangis. "Pipu dimana? Rapmon takut disini.."

Ibu Rapmon mendekapnya erat. "Ibu ada disini. Mungkin Pipu kamu sedang bekerja, jadi dia sibuk dan tidak mau diganggu."

Rapmon menoleh cemberut. "Tapi Pipu selalu bilang kalau mau pergi kerja!" bela Rapmon.

"Iya, nak. Tapi itu bukan ayah kamu. Dia hanya menjaga kamu. Kamu itu anak Appa dan Eomma."

Rapmon menekuk wajahnya, dia tidak mengerti, wajar saja karena dia masih kecil. Tapi kenapa wanita ini bilang bahwa Pipu bukanlah ayahnya? Rapmon selalu mencari jawabannya. Karena yang Rapmon tahu, Pipu menyayanginya karena ia putra dari Pipunya alias Kim Namjoon.

Disisi lain rumah ini, yakni rumah yang dihuni Tata dan orang tuanya. Tata juga tengah duduk menghadap jendela dengan tatapan kosong. Dia sulit untuk makan walau sedikit saja. Isi pikirannya hanya. "Dimana Baba?"

Berhari-hari Tata tidak bertemu dengannya semenjak dia tertidur malam hari lalu esoknya dia tidak melihat Baba. Malah dua orang asing yang mengaku sebagai orang tuanya.

Tata tidak mengerti apakah ini mimpi atau bukan, tapi anehnya dia bisa bertemu temannya Rapmon. Keduanya sering bertemu untuk sekedar saling bertanya dimana ayah mereka.

.
.
.
.
.
.

Mochi tinggal dirumah mewah bersama orang tuanya. Jauh lebih megah berfasilitas dengan rumahnya di Gangwon bersama sang Appa. Ini lebih seperti mewahnya apartmen Appa di Busan. Tapi Mochi tidak peduli semewah apa tempatnya saat ini, dia hanya mau bertemu Appa-nya yang dulu.

"Mochi, mwohae??" suara seorang anak kecil menolehkan tatapan Mochi. Ya dia seumuran dengan Mochi yang baru menginjak empat tahun.

"Hobi?" Mochi menghampiri tetangganya sekaligus sohib lamanya itu. Mereka bertetangga dan sering bertemu.

"Hobi, aku merindukan Appa. Kenapa dia meninggalkan kita?"

Hobi membuang napas kesal. Sebagai anak-anak dia hanya bisa menghentakkan kaki atas perwujudan emosinya. "Mollayo. Aku juga rindu Papai. Waktu itu aku merasa Papai memelukku dan mencium keningku. Tapi kenapa saat aku bangun Papai tidak ada?"

Mochi mengangguk membenarkan. "Aku juga merasa bahwa aku tertidur di kaki Appa. Dia memelukku, sangat nyamaaan.. aku tidur disana. Tapi.." kedua mata Mochi berkaca-kaca, tak butuh waktu lama, balita itu menangis. "Appa menghilang. Dimana Appa, Hob?"

Hobi mengusap air mata sobatnya itu, walau keduanya masih kecil namun Hobi seperti kakak bagi Mochi. Seperti cerminan ayah angkat mereka, Jimin dan Hoseok.

BabyGuard 𖠌 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang