Step 1.1

396 38 0
                                    

"Sa? Carissa!" panggilan Katrin memecahkan lamunanku.

"Ah iya, kenapa?"

"Lo kenapa sih? Dari tadi bengong aja"

Katrin adalah sahabat pertamaku saat aku baru saja masuk ke dalam universitas ini. Sebagai seseorang yang tidak terlalu gemar berbicara, Katrin adalah seseorang yang dapat menyeimbangi kehidupanku. Kepribadiannya yang selalu ceria dapat membuatku keluar dari zona nyamanku.

"Ng..nggak cuman lagi ada pikiran aja"

"Abis ini lo ngapain?" tanya Katrin sambil berjalan di sampingku.

"Balik ke rumah terus latihan, kayak biasa"

"Latihan, latihan, latihan, gue yang denger aja bosen tau ga?"

"Ini cara gue mengejar mimpi gue, oke?"

"Fine, tapi janji weekend ini temenin gue shopping ya?"

"Siap bos" balasku sambil tersenyum kepada Katrin.

Kuliah, pulang ke rumah lalu dilanjut dengan latihan hingga malam hari. Hal itu sudah menjadi rutinitasku selama beberapa tahun. Mungkin terdengar membosankan tapi aku sangat menikmatinya.

"Mama? Papa? Kok tumben udah pulang?" ucapku saat melihat kedua orang tuaku sedang duduk di ruang tamu. Matahari masih bersinar dengan terik di luar sana dan tidak biasanya orangtuaku sudah berada di rumah.

"Cuma balik buat ganti baju, mama sama papa harus ketemu sama salah satu investor setelah ini"

"Oh" balasku singkat.

"Mama dengar, Tiara terpilih untuk mengikuti International Dance Competition" ucapan mama membuat tanganku yang sedang menuang air ke dalam gelas terhenti.

"Kok bisa sih kamu kalah sama Tiara? kamu kurang latihan ya? Makanya kan mama selalu bilang-"

"-Carissa udah lakuin yang terbaik oke?" aku memotong ucapan mama sebelum ia kembali memberi ocehan yang tidak ada ujungnya. Sambil membawa tas dan segelas air di tanganku, aku berjalan menuju kamarku.

"Carissa, hari minggu nanti kita ke acaranya Om Harison ya. Teman papa yang dari New York itu"

Langkahku terhenti tepat sebelum aku masuk ke dalam kamarku. Aku menarik napas panjang sebelum menanggapi ucapan ayahku itu.

"Carissa ga bisa, ada janji sama Katrin"

"Ya di re-schedule dong sayang, ini kan penting"

"Nanti baru bahas lagi ya pa, Carissa harus siap-siap buat latihan" ucapku sambil melangkah masuk ke dalam kamarku.

Kira-kira kehidupanku seperti itu. Perusahaan orang tuaku selalu ada di atas hal apa pun. Bagi kedua orang tuaku, business come first family come second. Setidaknya itu yang aku ketahui.

***

"Kita istirahat dulu ya, gue cape" ucap Alex sambil merebahkan tubuhnya di atas lantai ruang latihan.

"Ini kipas berfungsi apa nggak sih? perasaan ga ada anginnya" Theo memukul kipas yang berputar dengan pelan itu dengan tangannya.

"Rey, kayaknya ada yang cariin lo" ucapan Ririn membuat perhatian seisi ruangan teralihkan ke arah jendela kecil yang terdapat pada pintu ruangan itu.

"Tunggu sebentar"

Reynold pun berjalan keluar dari ruangan itu.

"Maaf kalau saya menganggu latihan kamu" ucap pria yang sedari tadi berdiri di depan pintu ruang latihan Golden Crew.

DanceMateWhere stories live. Discover now