Step 7.3

161 23 1
                                    

Hari yang selama ini hanya sebatas menjadi angan-angan kini datang menjadi kenyataan.

Aku memasang kostum yang akan ku kenakan di atas panggung nanti sambil menatap diriku melalui sebuah kaca.

"Let's do this" ucapku sambil menatap bayangan diriku sendiri.

"Tidur lo nyenyak gak?" tanya Reynold sambil menekan salah satu tombol lift.

"Menurut lo? Apa gue bisa tidur dengan nyenyak sambil memikirkan tentang hari ini?" balasku sambil menghadapkan tubuhku ke arah Reynold yang berdiri di belakangku.

Pintu lift terbuka. Sebelum aku sempat membalik tubuhku untuk melihat siapa yang hendak melangkah masuk ke dalam lift ini, Reynold sudah menarik tubuhku lebih dekat dengannya, membuat wajahku berada tepat di depan dada bidangnya. Aku berusaha untuk melihat ke sisiku, lift ini sudah dipenuhi oleh sekelompok pria. Reynold merentangkan tangannya ke depan, memberi batas di antaraku dan pria-pria itu.  Ntah mengapa lift ini terasa bergerak lebih lama dari biasanya hari ini, ditambah dengan udara di dalam lift yang terasa lebih panas.

Tinggg

Setelah mendengar pintu lift terbuka, dengan cepat aku membalik tubuhku dan melangkah keluar dari lift lebih dulu darinya.

***

"Coach!" panggilku kepada Coach Evan yang sedang berdiri di samping pintu masuk menuju venue.

"Bagaimana? Sudah siap?" tanya Coach Evan yang baru saja menghampiriku dan Reynold.

"Siap gak siap juga tetap harus kita hadapi kan?" balas Reynold.

"You knew it"

"Coach, ada yang ingin saya ucapkan" ujarku.

"Silahkan" balas Coach Evan sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"Selama beberapa bulan ini, Coach sudah membuat saya berada di dalam posisi yang tidak pernah bisa saya bayangkan sebelumnya dan saya sangat berterima kasih akan hal itu. Meskipun saya.... sedikit khawatir tidak bisa memenangkan ini tapi saya tetap akan melakukan yang terbaik"

Coach Evan tersenyum tipis dan meletakkan tangannya pada bahu kami.

"Menang atau tidak, hal itu tidak akan membuat kalian kehilangan status sebagai penari. Dalam menari, tidak ada menang maupun kalah, selama kalian dapat menikmatinya maka kalian sudah memenangkan panggung itu"

Aku dan Reynold saling menukar pandang dan memberi sebuah senyuman kepada Coach Evan.

Beberapa menit sebelum naik ke atas panggung.

Rasanya jantungku yang berdetak dengan kencang ini hendak keluar dari tubuhku. Reynold pun terus melompat-lompat di sampingku untuk mengurangi sedikit ketegangannya.

"Kita.. bisa kan?" tanyaku, membuat Reynold berhenti melompat.

Reynold berdiri di hadapanku dan menundukkan kepalanya, menyesuaikan tatapannya agar bertemu dengan tatapanku.

"Pasti bisa"

"From Indonesia, Carissa Leandra and Reynold Ganendra"

Mendengar nama kami disebut, Reynold membuka telapak tangannya dan mempersilahkanku untuk meletakkan tanganku pada tangannya, membuatnya dapat menggenggam tanganku dengan erat.

"Let's enjoy the stage" ucap Reynold sambil memberi sebuah senyuman padaku.

Setelah menapakkan kaki di atas panggung itu, sejumlah mata tertuju pada kami. Aku menutup mataku dengan sebuah kain, membuat seluruh penglihatanku menjadi gelap. Lagu Rewrite The Stars yang menjadi pilihan kami sejak awal mulai terdengar.

Dan panggung terakhir kami pun dimulai.

Penampilan ini menceritakan banyak hal yang tidak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata. Perasaan yang hanya dapat ku tuangkan dalam gerakan. Langkah demi langkah terasa semakin ringan, rasanya beban yang tertanam pada diriku selama beberapa bulan kebelakang ini telah ku tinggalkan di atas panggung.

Dan akhirnya penutup mata ini dibuka, membuatku kembali dihadapkan dengan kenyataan. Aku berlari ke arah Reynold, ia pun sudah bersiap untuk mengangkatku. Kini, tersisa bagian terakhir dari penampilan ini. Aku memperlambat langkahku dan menghampiri Reynold yang sudah terlebih dulu berada di tengah panggung. Ia meletakkan tangannya di bagian belakang kepalaku dan mendekatkannya dengan perlahan, membuatku dapat meletakkan daguku pada bahunya. Lagu pun berakhir, begitu juga dengan penampilan kami.

"I love you"

Suara bisikan kecil itu terdengar begitu jelas dari samping telingaku, sebelum akhirnya dilanjuti dengan suara tepuk tangan yang begitu keras. Aku mengambil beberapa langkah mundur, begitu juga dengan Reynold. Kami menatap satu sama lain untuk beberapa saat sebelum memberikan sebuah bungkukan ke arah penonton.

"Rey.. Reynold" panggilku sambil berusaha mengejar Reynold yang sudah terlebih dulu di depanku.

"Good job! Saya bangga dengan kalian" ucap Coach Evan yang tiba-tiba sudah berada di depan kami.

"Thank you Coach" balas Reynold.

"Carissa, ada apa?"

"Ah? Umm gapapa Coach" balasku canggung yang dilanjuti dengan tatapan Reynold yang berada di sampingku.

"Kalau begitu kalian siap-siap ya, sebentar lagi kalian sudah harus kembali ke atas panggung untuk pengumuman pemenang"

Setelah Coach Evan meninggalkan kami, dengan cepat aku menahan lengan Reynold.

"Kita omongin ini nanti" ucapku.

DanceMateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang