Step 3.4

161 25 0
                                    

Kini, tersisa 1 minggu lagi sebelum tahap pertama perlombaan International Dance Competition berlangsung. Dengan koreo yang sudah kami latih selama hampir satu bulan penuh, kami pun mulai percaya diri dengan hasil yang akan kami dapatkan pada kompetisi itu.

"Caramel Macchiato satu dan Green Tea Frappuccino with-"

"-without whipped cream" ucapku memotong ucapan Katrin kepada barista café tempat langganan kami membeli minuman.

"Sejak kapan lo minum Green Tea Frappuccino ga pakai whipped cream?" tanya Katrin sambil menempati tempat duduk di hadapanku.

"Minggu depan udah hari perlombaan gue, gue harus jaga makan" balasku sambil mengaduk Green Tea Frappuccino yang ada di hadapanku.

"Oh ya lo tau ga sih, Reynold sama gue udah custom kostum yang super dope! Gue ga nyangka akan tiba waktunya buat gue tampil di atas panggung dengan kostum lain, selain baju dan sepatu ballet yang biasa gue kenakan di atas panggung" ucapku dengan antusias.

"Sa-"

"Satu hal lagi, koreo kita sudah tersusun dengan keren dan gue yakin-"

"Apa lo udah kasih tau bokap nyokap lo tentang ini?" Katrin memotong ucapanku sebelum aku sempat menyelesaikan apa yang ingin ku katakan kepadanya.

Pertanyaan itu pun membuatku berhenti berbicara. Hal yang selama ini sudah tidak ku pikirkan lagi kembali menjadi sebuah kekhawatiran di benakku.

"Belum"

"Lo gila ya?"

"Gue akan kasih tau mereka nanti, oke? Kalau gue lolos babak ini"

"Carissa, gimana kalau mereka tau sendiri? Lo bisa habis di tangan mereka"

"Gue akan extra hati-hati, tenang aja" balasku sambil terus mengaduk Green Tea Frappuccino millikku.


"Guys guys, gue denger deket sini ada tempat ayam geprek yang baru buka. Gimana kalau kita cobain? Mumpung lagi promo" ujar Siska kepada rekan satu teamnya.

"Kuy!" dengan cepat Alex berdiri dari tempat duduknya menuju pintu ruang latihan.

"Sorry gue ga bisa ikut, kalian pergi aja tanpa gue" ucap Reynold sambil memakai jaket kulit miliknya.

"Ayolah, lo lagi pergi sama cewe mana sih sampe ga ikut kita nongkrong berkali-kali" keluh Juna.

Reynold hanya tersenyum sambil menepuk bahu sahabatnya itu dan pergi meninggalkan ruang latihan.

"Gue juga ada tugas, gue ga ikut ya" ujar Ririn sambil berjalan keluar dari ruang latihan.

"Ah ya sudahlah, kita tetep berangkat kan?" tanya Sarah sambil menatap beberapa rekan satu teamnya yang masih tersisa di dalam ruangan.

"Tetep dong, lets go!"

Setelah keluar dari ruang latihan, Ririn melangkah dengan hati-hati hingga tiba pada pintu depan tempat itu.

"Pak, ikutin motor yang itu"

***

"and reverence" setelah instruksi terakhir dari Bu Leni, kami pun menutup kelas ballet dengan menundukkan tubuh kami sebagai tanda hormat.

"Okay class, tolong pelajari step yang sudah saya instruksikan tadi dan kita ulang lagi di kelas besok" ucap Bu Leni kepada kami.

Setelah kelas ballet berakhir, aku pun bergegas menuju ruang ganti untuk mengganti pakaianku.

Tiara yang masih berada di dalam ruang latihan pun tidak dapat melepas tatapannya dari rivalnya itu.

"Tiara, kamu butuh break atau kita langsung mulai saja?" tanya Bu Leni.

"Gapapa Bu, kita bisa langsung mulai"

"Oh ya sebelum itu, ada yang ingin saya sampaikan" lanjut Tiara sambil tersenyum tipis.

Setelah melihat motor Reynold berhenti di halaman parkir suatu tempat, Ririn pun memerintahkan ojeknya untuk berhenti. Ia terus memerhatikan langkah sahabatnya itu dan mengikutinya dari belakang dengan perlahan. Setelah pria itu masuk ke dalam sebuah gedung yang rasanya tidak asing, Ririn mengangkat kepalanya untuk melihat sebuah plang yang terdapat pada bagian atas gedung itu.

Belle Dance Academy

Melihat nama itu, Ririn hanya dapat menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

DanceMateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang