Step 1.3

227 31 0
                                    

Latihan hari ini berjalan seperti biasanya, aku pun terus memerhatikan jam yang terletak pada dinding ruangan. Rasanya waktu berjalan dengan lama hari ini.

"Okay class, that's it for today" ucap Bu Leni mengakhiri latihan hari ini.

Dengan cepat aku berjalan ke sudut ruangan dan mengganti sepatuku.

"Sa, gue balik duluan ya" ucap Astrid yang hendak berjalan keluar dari ruangan.

"Tunggu, gue juga mau balik" aku mengambil tasku dan menyusul Astrid yang sudah beberapa langkah di depanku.

"Tumben lo langsung balik, biasanya juga ga pulang sampe diusir sama Pak Wahyu" Pak Wahyu adalah satpam gedung ini. Biasanya, ia yang akan memanggilku keluar dari ruangan karena aku sering tidak sadar akan waktu dan menari hingga cukup malam.

"Ada urusan penting" balasku sambil membuka pintu ruangan tersebut.

"Rin, coba deh lo tuker posisi lo sama Siska. Biar lebih imbang"

Ririn dan Siska pun mengikuti perintah Reynold dan menukar posisi mereka.

"Oke, kita mulai lagi dari awal ya" ucap Reynold sebelum kembali memulai lagu yang sempat ia hentikan tadi.


"Pak, bener ini tempatnya?" tanyaku kepada Pak Dedi setelah kami tiba di depan sebuah tempat yang terlihat cukup gelap.

"Bener kok Non, ini saya cuma ikutin kertas yang Non kasih tadi" balas Pak Dedi sambil mengembalikan kertas itu kepadaku.

"Kalau gitu saya turun dulu ya, Bapak tunggu di sini aja"

"Baik"

Setelah turun dari mobil, aku melihat ke sekelilingku dan melangkahkan kakiku ke depan sebuah pintu yang tertutup dengan rapat. Tempat itu terlihat cukup mengerikan, seluruh cat-nya mulai memudar dan tidak ada siapa pun di sekitar sana.

"Tunggu, siapa yang akan menjadi partner saya?" tanyaku kepada Coach Evan, pria yang mulai detik ini akan menjadi pelatih baruku.

Ia mengeluarkan sebuah pena dari tasnya dan menulis sesuatu.

"Ini" Coach Evan menyerahkan secarik kertas kecil kepadaku.

"Ini apa?"

"Tempat dimana kamu bisa menemukan orang itu, namanya Reynold"

"Tunggu, bahkan saya ga kenal siapa orang itu"

"Itu tugas pertama kamu, dapatkan dia sebagai partner kamu dan datang ke saya dengan sebuah koreo yang sudah siap diperlihatkan"

"Saya rasa 5 hari sudah lebih dari cukup" lanjut Coach Evan sambil melihat tanggalan yang terdapat pada handphonenya.

"5 hari?????"

Dan hal itu membawaku ke tempat aku berdiri sekarang. Sudah hampir 1 jam aku menunggu di depan pintu ini. Setelah berkali-kali mengetuknya tanpa mendapatkan balasan apa pun, aku memutuskan untuk duduk pada bangku kayu yang terdapat di samping pintu sambil menunggu pria itu keluar.

"Besok gimana kalau kita makan dulu di restoran padang depan sana?" ucap seorang pria sambil berjalan keluar dari pintu itu, diikuti dengan sejumlah orang lainnya.

"Boleh tuh! Tapi... Reynold yang traktir ya" lanjut pria lainnya.

"Deal itu mah!"

Mereka terlihat bahagia berbincang dengan satu sama lain sampai tidak ada satu pun yang menyadari kehadiranku.

DanceMateWhere stories live. Discover now