Step 1.5

229 33 0
                                    

Sudah menginjak hari keempat sebelum aku harus membawa hasil ke hadapan Coach Evan besok. Tapi hasilnya masih nihil, aku tidak mendapat jawaban apa pun dari pria itu. Yang dapat ku lakukan hanyalah menunggu.

"Jadi, kalau lo ga bisa dapetin kata 'ya' dari cowo itu, lo ga bisa ikut kompetisi sama sekali?" tanya Katrin sambil memasukkan sesendok yoghurt ke dalam mulutnya.

"Iya dan setelah itu, yang bisa gue lakuin hanya menunggu keajaiban datang agar posisi alternate gue bisa berubah menjadi kontestan utama" balasku sambil meletakkan kepalaku di atas meja.

"Lagian ya, gue ga ngerti kenapa harus cowo itu yang terpilih dari sekian banyak cowo lainnya yang bisa menari di dunia ini. Orangnya belagu, songong, nyebelin pula!" emosiku pun kembali terpancing ketika mengingat sosok pria itu.

"Ganteng ga orangnya?"

"Penting ya?"

"Penting lah bagi gue!" balas Katrin.

Aku kembali meletakkan kepalaku di atas meja.

"Sa, gue yakin lo bisa wujudin impian lo kok gimanapun caranya"

"I hope so, pokoknya gue ga akan nyerah!"

Katrin mengangkat jempolnya ke arahku sambil tersenyum lebar.

"By the way, sorry ya gue ga bisa nemenin lo hari ini padahal gue udah janji buat nemenin lo shopping"

"It's okay, gue ngerti kok. Memangnya lo bakal hadirin acara apa sih malam ini?"

"Ya biasa lah, kelompoknya bokap nyokap gue. Kehadiran gue cuma sebagai boneka kedua orang tua gue, untuk dipertunjukkan ke teman-temannya itu"

"Permisi Non, sudah waktunya ke salon" ucap Pak Dedi yang tiba-tiba sudah hadir di lobby kampus.

"Gue cabut dulu ya" ucapku kepada Katrin.

"Bye, dandan yang cantik ya!" balas Katrin sambil melambaikan tangannya kepadaku.

***

"Apa? Revolution Dance Crew juga ikut lomba ini?" tanya Juna terkejut.

"Iya, tadi gue ga sengaja denger dari Rendy kalau mereka baru aja daftar"

"Ah, udah deh mundur aja" ucap Alex sambil mengambil sepotong batagor dari piring Ririn.

"Ayolah, masa lo mau nyerah gitu aja?" ucap Reynold sambil berusaha mengembalikan semangat para anggota dance crewnya.

"Kemungkinan kita menang bakal kecil banget, secara Revolution udah 3 tahun berturut-turut menangin kompetisi itu" ucap Theo sambil mengambil tempat duduk yang masih kosong di samping Reynold.

"Ya tapi kan itu sebelum kita ikut kompetisi ini" sahut Ririn.

"Gue rasa gue udah harus nyari barang yang bisa dijual buat bayar uang kuliah bulan depan" ucap Juna sambil meneguk es teh manis miliknya.

"Gue harus jual Blacky kali ya?" lanjut Alex.

"Udah jangan terlalu dipikirin, lagian ga ada juga yang bilang kalau Revolution pasti menang. Sampai detik ini posisi juara utama masih kosong dan siapa pun berhak mendapatkannya"

Ucapan Reynold tidak ditanggapi oleh anggota lainnya, mereka sudah terlihat cukup pasrah dengan lomba ini.

"Permisi Reynold, boleh bicara sebentar?" tanya seorang perempuan yang tiba-tiba menghampiri meja makan sekelompok penari itu.

"Oke, sebentar" Reynold berdiri dari tempat duduknya dan jalan berdampingan dengan perempuan itu.

"Saingan Ririn nambah satu lagi saudara-saudara sekalian" seperti biasanya, anggota Golden Crew pasti akan meledeki Ririn yang sudah lama menyimpan perasaan terhadap sahabatnya itu.

DanceMateحيث تعيش القصص. اكتشف الآن