Step 7.5

214 24 0
                                    

Setelah selesai menikmati makanan kami, kedua orang tuaku dan Reynold masih asik berbincang. Mulai dari bisnis hingga traveling, semua dibicarakan oleh mereka. Pandanganku pun teralihkan pada bangku yang kosong.

"Ma, pa, Carissa keluar sebentar ya" ucapku sebelum meninggalkan tempat makan itu.

Aku berjalan keluar dari tempat itu sambil melihat ke sekelilingku. Banyak tanaman cantik yang menghiasi tempat ini, mataku pun tidak ada habisnya mengitari tempat ini beserta dengan pemandangan indahnya. Hingga akhirnya, tatapanku jatuh pada punggung seorang pria yang sedang berdiri di depan sana.

Aku pun melangkah dengan pelan dan berdiri tepat di sampingnya.

"Tempat ini lebih cantik di malam hari" ucap Reynold.

Aku mengalihkan pandanganku ke depan, dari ketinggian ini rasanya aku dapat melihat seisi Los Angeles.

"Lo pernah ke tempat ini?" tanyaku.

"Setiap kali gue liburan ke sini, gue pasti mengunjungi tempat ini di malam hari"

Aku terdiam dan menikmati pemandangan yang ada di depanku. Tempat ini sudah cukup terlihat indah di sore hari, aku tidak tau akan se-cantik apa tempat ini di malam hari.

"Lo bilang, lo mau ngomong" ucap Reynold, kembali memulai percakapan.

Aku pun teringat akan apa yang terjadi di tempat perlombaan tadi.

"Lo mau ngomong apa?" tanyanya sambil menghadap ke arahku.

"Gue... gue cuma mau nanya apa lo serius tentang yang lo omongin di atas panggung tadi?" tanyaku dengan berhati-hati.

Reynold mengalihkan pandangannya dariku dan tersenyum tipis.

"Menurut lo? Apa itu kata-kata yang bisa seseorang ucapin begitu aja?" tanyanya.

"Ya... gue kan ga tau kalau yang keluar dari mulut lo gimana. Gue ga tau lo cuma sekedar ucapinnya begitu aja atau-"

"-gue ga tau apa lagi yang harus gue tunjukkin ke lo sampai lo ngerti kalau perasaan gue itu serius buat lo"

Suasana pun berubah menjadi tegang, aku tidak tau apa yang harus ku katakan untuk membalas ucapan Reynold. Senyum yang terdapat pada wajah Reynold pun perlahan menghilang, membuat wajahnya terlihat lebih dingin dan menegangkan.

"Sa" panggilnya.

"Gue bukan Reynold yang ada di pikiran lo, yang deketin cewe mana aja yang ada di depan matanya, yang bisa nganterin cewe mana aja pulang ke rumahnya dan yang bisa ngucapin 'I Love You' ke cewe manapun, gue cuma seorang Reynold yang serius sama perasaannya. It's always been you, Carissa Leandra" ucapnya sambil menatapku tepat pada kedua mataku.

Mendengar ucapannya, ntah mengapa rasanya sulit untuk membuka mulutku. Seharusnya aku tau apa yang harus ku ucapkan kepadanya tapi, diri ini menolak untuk mengeluarkan kata-kata itu. Aku hanya dapat mengepalkan kedua tanganku dan menekannya dengan erat, menahan semua yang tersimpan di dalam diriku.

Sampai akhirnya Reynold menurunkan kedua tangannya dari sisi lenganku dan mengambil dua langkah mundur dariku, memberi sedikit jarak di antara kami.

Reynold membalik tubuhnya dan melangkah pelan. Langkahnya terhenti tapi tubuhnya tetap memunggungiku.

"Gue ga pernah minta lo untuk menjawab itu, gue cuma berharap lo bisa jujur sama perasaan lo sendiri tanpa menahan apa pun"

"dan gue akan tetap nunggu sampai harapan gue itu bisa menjadi kenyataan"

Setelah mengucapkan hal itu, Reynold kembali melangkah. Tapi, langkahnya itu tidak berhenti lagi untuk kedua kalinya dan meninggalkanku yang masih berdiri diam di tempat yang sama.

DanceMateWhere stories live. Discover now