24. Masa Lalu

85 22 75
                                    

Carissa

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Carissa

"Hai, Ris." Satu tangan Anesh melambai padaku. Sementara senyum lebarnya kini ditukar dengan senyum rikuh.

"Kamu .... Kok bisa ...?" Sulit bagiku mengendalikan keterkejutanku melihat lelaki yang tak kuharapkan kedatangannya saat ini hanya berdiri sejauh 1 meter di hadapanku. Aku pun yakin rautku saat itu sangat memalukan. Buru-buru kukatupkan mulutku yang menganga.

"Aku tahu alamat kamu dari Sasha," ujar pemuda itu.

Siapa lagi? Di Bandung hanya petugas kantor Administrasi Fakultas Sastra, pemilik kos dan Mbak Sasha yang tahu alamatku. Dan hanya Mbak Sasha yang pantas menjadi tersangka.

"Maaf, aku gak bilang-bilang mau datang," ucap Anesh lagi.

"Kamu mau ngapain jauh-jauh ke sini?" tanyaku tanpa bergerak pun memberinya jalan masuk meski aku tahu ia pasti kelelahan menyopir sendirian dari Bandung selama berjam-jam.

"Mau nagih jawaban kamu."

"Siapa, Ris?" Tiba-tiba saja Ibu muncul di belakangku dan aku terpaksa bergeser untuk menunjukkan tamuku.

"Ini, Bu .... Ini Anesh, teman sekampusku," sahutku.

"Oh, temannya Rissa," respons Ibu saat berdiri di sampingku. "Kenapa gak disuruh masuk?"

"Saya Anesh, Tante." Anesh mengulurkan tangannya pada Ibu dan Ibu langsung menyambutnya ramah.

"Ayo, masuk," suruh Ibu.

"Oh ya. Ini untuk Tante." Laki-laki itu kemudian mengangsurkan dua besek ukuran sedang yang ditumpuk dan diikat jadi satu dengan tali rafia.

"Apa ini?"

"Telur asin dari Brebes."

Mau nyogok rupanya.

"Kamu kok repot-repot segala. Ayo, masuk." Ibu meraih lengan Anesh dan keduanya melenggang masuk tanpa menoleh lagi padaku.

Setelah menutup pintu, kuikuti mereka. Ibu membawa Anesh ke arah teras belakang. Mungkin hendak dikenalkan pada Bapak sekaligus diundang minum teh.

"Rumahmu di mana?" tanya Ibu saat melintasi ruang demi ruang di rumah kami.

"Di Bandung, Tante."

"Oh ya? Kapan datang?"

"Baru aja. Saya langsung kemari setelah mampir di Brebes tadi."

"Ya ampun. Sama siapa?"

"Nyetir sendiri, Tante."

Di belakang mereka, aku memutar bola mataku. Kelihatannya bocah ini sedang berusaha mencari perhatian.

"Di sini tidur di mana?"

"Saya sudah book hotel."

"Kamu pasti capek, ya? Nanti malam makan di sini, ya. Tadi Tante masak makanan kesukaan Rissa. Namanya mangut. Pernah dengar?"

✔Puisi untuk Carissa [EDITED VER.]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα