34. Masih Bersamanya

73 18 70
                                    

Keenan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keenan

Kepalaku sontak menoleh ke arahnya. Sesendok gelato yang sudah kupersiapkan pun urung masuk dalam mulut dan kuletakkan kembali dalam mangkuk.

"Waktu aku kelas satu SMA, ada kakak kelas yang naksir aku. Dia cakep dan kaya. Cewek-cewek yang naksir dia gak terima aku yang ditaksir. Intinya sih, gitu," lanjutnya.

Kuperhatikan rautnya saat ia bercerita. Begitu tenang, sambil terus menyuapkan gelatonya. Entah karena ia sudah melupakan peristiwa itu atau hanya menyembunyikannya. "Karena itu kamu sempat ragu waktu Anesh nembak kamu? Kamu takut di-bully lagi?"

Carissa mengangguk tanpa melepaskan perhatian dari mangkuk gelatonya.

Aku pun teringat kejadian saat Carissa dan Sasha dikerumuni preman mabuk. Ketakutannya saat itu akhirnya membuatku paham, preman-preman itu pasti membuatnya merasa seperti dikerumuni pem-bully-nya dulu. Pantas saja hingga kembali ke tempat kosnya, tubuhnya masih gemetaran.

"Tapi kelihatannya kejadian itu gak memengaruhimu lagi, ya?" tanyaku.

"Lumayan. Tapi ada satu yang masih membuatku takut. Medsos."

Apa ini ada hubungannya dengan kemarahannya saat diledek 'orang aneh' oleh Anesh dulu?

Gadis itu meneruskan, "Ada yang merekam kejadian itu dan meng-upload-nya di medsos. Melihat diriku sendiri dipukuli, ditendang, diinjak itu seperti ...."

Tanpa sadar aku menggenggam tangannya dan meremasnya, memintanya berhenti.

"Selama dua tahun sejak kejadian itu, aku dilarang memegang gadget oleh orang tuaku. Semua gadget-ku disimpan oleh mereka.

"Ketika aku hendak merantau ke sini, aku baru diperbolehkan memiliki gadget lagi. Cuma aku diwanti-wanti untuk gak meng-install medsos, kecuali aplikasi percakapan."

Aku mengangguk-angguk mengerti. "Anesh tahu soal pem-bully-an itu?" aku bertanya lagi.

"Tahu. Ibuku sendiri yang cerita waktu dia ke Semarang. Tapi dia belum tahu soal medsos itu."

Kupalingkan lagi kepalaku menghadapi gelatoku yang sudah cukup lama kutinggalkan. Namun melihatnya mencair sungguh menghilangkan nafsu makanku, hingga kuletakkan mangkuk itu begitu saja di bangku.

"Keen, kamu gak berniat cari pacar?" tanya Carissa tiba-tiba setelah jeda beberapa saat.

Aku terkesiap mendengar pertanyaannya. Seandainya aku masih menikmati gelato itu, aku pasti sudah tersedak. "Kenapa memangnya?" aku balik bertanya.

"Aku kasihan sama kamu."

"Kasihan kenapa?"

"Kamu selalu jadi nyamuk kalau pergi bertiga sama kami."

✔Puisi untuk Carissa [EDITED VER.]Where stories live. Discover now