dua

85.3K 11.4K 256
                                    

Ara membuka matanya pelan, mengerjap-ngerjap sebelum memegang kepalanya yang berdenyut nyeri sambil meringis pelan.

Kening gadis itu berkerut saat penampakan langit-langit putih menjadi yang pertama ia lihat. Ia mencoba mengingat hal terakhir yang terjadi sebelum kesadarannya hilang.

Kecelakaan.

Matanya otomatis melebar saat ingat bahwa ia baru saja mengalami kecelakaan. Apakah kini ia ada di rumah sakit?

"Ini di rumah sakit mana ya kira-kira?" gumam gadis itu pelan.

"Lo di UKS. Bukan di rumah sakit."

Tubuh Ara berjengit kaget, kepalanya juga langsung refleks menoleh ketika sebuah suara terdengar dari sebelah kanannya.

Keningnya mengerut semakin dalam saat menangkap seorang cowok berseragam SMA yang terlihat berbeda dengan seragam yang dipakai teman-teman sekelasnya.

"Apa? UKS..?"

Ara mengerjap beberapa kali saat mendengar kenyataan bahwa ia berada di UKS bukan di rumah sakit. Seingatnya, kecelakaan yang ia alami cukup parah. Apa hanya dibawa ke UKS bisa membuatnya selamat? Atau ini cuman prank? Iya, pasti ini cuma prank.

"Lo..?" tanya Ara ragu dengan telunjuk yang menunjuk ke arah cowok itu setelah beberapa kali membuka dan menutup mulutnya tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Lo berharap siapa? Nathan? Cih," cowok yang bahkan tidak Ara kenal itu berdecih di akhir kalimat. Sedangkan Ara yang mendengar kalimat-kalimat dari mulut cowok itu semakin dibuat bingung.

"Kok lo sok akrab ya sama gue?" wajah Ara mengerut melihat sikap sok kenal sok dekat cowok yang berkemungkinan besar adalah pembawa mobil mewah yang menabraknya alias tersangka pelaku kecelakaan dimana Ara adalah korbannya.

"Hah?" cowok itu menatap bingung ke arah Ara.

"Lo yang bawa mobil itu kan? Lo yang nabrak gue kan?" tanya Ara dengan tatapan menyelidik sambil menunjuk-nunjuk ke arah cowok itu.

"Lo ngomong apa sih?" tanya cowok itu balik.

"Alah, gausah sok akrab ya lo sama gue. Sekali lo salah, lo bakal tetep salah. Lihat, gue sampe harus masuk rumah sakit gara-gara kelakuan lo. Awas aja ya, gue bakal tuntut lo kalau sampe keadaan gue parah banget!" sembur Ara sambil terus menatap curiga ke arah cowok itu.

"Siapa nama lo?" tanya Ara menuntut. Karena hanya mendapat tatapan bingung, Ara langsung beralih menatap nametag dibagian dada kanan cowok itu.

"Bara Aarav Dharma. OKE! BAKAL GUE INGET!" Ara kembali beralih menatap mata cowok yang ternyata bernama Bara itu. "Lo nggak bakal bisa kabur. Gue udah hafal nama lo. Polisi bakal gampang nangkep lo kalo kabur!" Ara tersenyum miring meremehkan Bara.

"Lo ngomong apa sih, Re? Mana ada lo masuk rumah sakit? Ini UKS," Bara memasang wajah bingung bercampur aneh melihat tingkahnya.

"Apa?"

"Lo mau nuntut?" Bara tertawa sebelum kembali melanjutkan perkataannya. "Perkara kepala lo kena bola aja lo mau nuntut? Yang bener aja deh. Lagian yang ngelempar bola tadi bukan gue."_

Ara mengerutkan keningnya bingung, tatapannya mengikuti punggung Bara yang menjauh. Terlihat kepalanya geleng-geleng seakan masih heran dengan kelakuan gadis itu.

"Kena bola?"

Suara bising dari luar menyusup masuk ketika pintu ruangan tersebut dibuka oleh Bara. Sempat terlihat sebentar sekelebat bayangan anak berseragam yang tengah lewat di jendela.

"Ini beneran UKS?" gumamnya bingung. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri menelisik seluruh penjuru ruangan yang tengah ia tempati itu sambil mengubah posisinya menjadi duduk. "Kok bagus? Seinget gue UKS sekolah gue jelek."

Am I Antagonist? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang