dua puluh enam

52.3K 8.1K 725
                                    

hari ini agak special mungkin buat lusi, jadi lusi pengen aja up agak panjangan

enjoyyy🤗

•••••

"Kalo bukan temen udah gue slepet tuh anak."

Rea menggerutu sambil memasuki salah satu supermarket yang ia lewati saat akan berangkat ke sekolah. Hari ini harusnya libur, tapi karena ada lomba basket ia jadinya masuk untuk mendukung kelasnya.

Jika bukan karena perkataan Bara kemarin saat mengantarkannya pulang dari rumah Vano yang baru ia ingat setelah meninggalkan rumah tadi, ia juga tidak akan mau repot-repot mampir ke supermarket untuk membelikan cowok itu minum.

"Gue seharian jadi tukang gojek lo," Bara berkata saat Rea baru turun dari motornya.

"Terus?" Gadis itu mengerutkan keningnya bingung sambil melepaskan helm dari kepalanya. "Lo minta bayaran?" tanyanya lagi saat Bara hanya diam menatapnya.

Bara mengangguk, membuat Rea mengerutkan kening tidak percaya. "Lo gak ikhlas nebengin gue?"

"Ikhlas kok."

"Ya terus kenapa minta bayaran?" Rea menatap Bara bingung. "Lagian yang maksa buat nebengin gue tuh elo. Gue kan udah nolak berkali-kali, lo aja yang ngotot. Sekarang lo mau minta bayaran. Minta aja ke diri lo sendiri!" Rea mendelik ke arah Bara, memberikan helm-nya ke cowok itu sebelum melangkah menjauh.

"Bawain gue minum besok!"

Rea menghentikan langkahnya dan menoleh, "Apa?"

"Bawain gue minum. Besok kan gue tanding," ulang Bara yang membuat Rea menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Kenapa gak minta dibawain Vanya? Kan sekalian modus," tanya Rea dengan wajah polos, ia sedikit heran dengan Bara yang otaknya tidak lancar untuk memikirkan cara mendekati Vanya, tapi malah lancar sekali memikirkan cara untuk mengganggunya.

"Pasti Agam udah minta dia."

"Ya gapapa, biar dia bawa dua. Jangan mau kalah sama Agam!" Rea memasang raut wajah meyakinkan ke arah Bara.

"Gue maunya lo."

Rea diam cukup lama mendengarnya, tapi kemudian mengangguk dan langsung melangkah masuk ke dalam gerbang rumahnya.

"Ih anjir, gak boleh gak boleh!" Rea menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia segera membuka salah satu lemari pendingin yang ada di supermarket itu yang terdapat air mineral botolan. Tangannya hendak meraih air mineral itu tapi terhenti, bibirnya mengerut bingung.

"Pocari sweat aja apa gimana ya?" Rea mengerutkan keningnya, memikirkan enaknya ia membeli apa. Masa iya dia membawakan minum Bara cuma air mineral? Bukannya kalo air mineral, Bara bisa membawanya sendiri dari rumah ya?

"Tapi kan pocari sweat dia juga bisa beli sendiri," gadis itu menggigit bibir bawahnya. "Tau deh, ambil aja. Yang penting dibawain," Rea buru-buru mengambil satu botol pocari sweat dan dua botol air mineral. Sebelum membayar ke kasir, ia juga memutuskan untuk mengambil beberapa makanan ringan untuk camilan saat menonton pertandingan nanti.

Gadis itu melangkah keluar supermarket dan masuk ke dalam mobilnya yang tak lama langsung kembali berjalan dengan Pak Imam yang menyetir.

Mamanya ternyata sampai di rumah kemarin malam, seusai rapatnya selesai wanita paruh baya itu meminta untuk segera pulang agar bisa istirahat dengan nyaman di rumah. Jadi pagi ini ia bisa berangkat ke sekolah bersama Pak Imam.

Am I Antagonist? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang