empat puluh empat

11.8K 1.3K 52
                                    

halo gaiss!!
akhirnya bisa update tanpa nunggu berbulan-bulan lagi, hehe
makasih buat yg udah setia sama cerita ini walaupun updatenya kayak siput
biar aku makin semangat, maaf ya aku ngasih target vote dan komen

vote : 500
komen : 100

kalo udh nyampe angka itu, aku usahain buat update secepatnya
sekali lagi makasih dan maaf udh ngasih target buat kalian :(

kalo udh nyampe tp aku ga update-update, silahkan serang saya🙏

•••••

"Bagus ya?"

Rea menatap jauh pemandangan pantai yang ada di depannya. Gadis itu kini tengah duduk di atas pasir putih bersama dengan Bara yang duduk di sampingnya.

Keduanya memutuskan pergi ke pantai secara mendadak di hari sabtu. Entah dengan motivasi apa, keduanya hanya ingin menghabiskan waktu berdua di akhir pekan. Menggunakan mobil milik Bara, keduanya berangkat pada pukul  1 siang dan sampai di lokasi pantai pada pukul 3 sore.

Perjalanannya cukup jauh memang, ditambah sesekali keduanya mampir ke minimarket untuk membeli camilan selama perjalanan maupun di pantai.

Sampai di pantai, keduanya tidak langsung turun dari mobil. Melainkan berdebat dengan waktu yang cukup lama karena Rea bingung harus membawa apa saja ketika ke bibir pantai. Gadis itu membawa berbagai macam barang di mobil Bara, sebagai persiapan dadakan ke pantai. Ia terlalu excited dengan beach date-nya pertamanya

Rea ingin membawa tripod untuk foto, mengingat ia dan Bara hanya pergi berdua, tidak ada manusia lain yang bisa dimanfaatkan sebagai fotografer dadakan.

Sedangkan Bara beranggapan bahwa membawa barang-barang tidak perlu akan membuat gadis itu ribet sendiri nantinya. Namun, yang namanya seorang perempuan, Rea tentunya menang dengan seribu argumennya.

Gadis itu tampak cantik dengan kaos putih dan celana lima senti di atas lutut berwarna coklat susu. Begitu juga Bara yang menggenakan kaos berwarna putih serta celana pendek berwarna hitam.

Bara mengangguk menjawab pertanyaan Rea. Cowok itu ikut menikmati suasana pantai yang bagus dengan matahari masih cukup menyengat meski sang fajar telah bergerak ke barat mendekati pantai.

"Tapi kok sepi ya pantainya? Harusnya rame dong, kan weekend?" Rea menoleh ke arah Bara yang ikut menatap ke arahnya.

"Gak tau juga, mungkin karena ada lo? lo kan serem," sahut Bara yang sontak membuat Rea melotot mendengarnya.

"Maksud lo?" Rea menarik dirinya menjauh dari Bara, memasang raut wajah tidak terima. Bara yang melihat itu menahan senyumnya sembari mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. "Yaudah sana-sana! Gausah deket deket gue!" Rea mendorong tubuh Bara agar menjauh darinya. Ceritanya, ia merajuk pada Bara.

"Loh?" jawab Bara dengan wajah sedikit panik.

"Kan kata lo gue nyeremin. Udah sana-sana!" Rea membuang mukanya setelah mendorong tubuh Bara hingga sedikit menjauh walau hanya lima senti.

"Enggak, sayangku. Kamu gak nyeremin kok," Bara kemudian membalas sambil memeluk tubuh Rea. "Cuma galak dikit."

Rea yang mendengar lanjutan kalimat yang dilontarkan Bara melirik sinis cowok itu, tetapi hanya diam menikmati pelukan kekasihnya yang hangat.

Gadis itu akhirnya menyenderkan kepalanya ke pundak Bara. Pelukan cowok itu terurai, menyisakan satu tangan besarnya yang mengelus lembut kepala gadis itu sayang.

"Bar, lo suka sama gue karena apa?" pertanyaan tiba-tiba dari Rea tidak membawa reaksi apapun dari Bara. Cowok itu terus mengelus pelan rambut kekasihnya sembari memperhatikan ombak di hadapannya.

Am I Antagonist? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang