Chapter 2 : Drowned

58.2K 3.8K 174
                                    

La Righello Mansion | Turin, Italy
02.02 AM

Letizia mengikuti langkah Gabrielle di depannya, pria itu terlihat kesal, sudah pasti karena Letizia yang memaksa pergi ke sana tanpa izin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Letizia mengikuti langkah Gabrielle di depannya, pria itu terlihat kesal, sudah pasti karena Letizia yang memaksa pergi ke sana tanpa izin. Ya, ia memang dilarang mendatangi Daddy-nya itu. Ia pun menyentuh tangan Gabrielle dari belakang, membuat sang empunya berhenti melangkah.

"Daddy." Gabrielle berbalik tenang, menatap gadis cantik di depannya. Sementara Letizia memberikan tatapan memohon. "Ayo ajari aku ciuman. Kau tidak mengizinkan aku dekat dengan siapa pun dan aku dianggap aneh oleh Maria karena tidak pernah berciuman juga bercinta."

Gabrielle diam sesaat, masih tenang di rautnya yang dingin, sebelum bibir tipisnya berucap, "Kau seharusnya memohon padaku untuk tidak menghukummu sekarang."

Letizia menunduk takut, sementara pria itu mengodekan sesuatu pada Ace. "What?" tanyanya sedikit panik. Gabrielle yang diam saja membuat Letizia segera menyusul langkah Ace, meninggalkan Gabrielle. Ia mengerutkan dahi mendapati Ace mengobrak-abrik lemari pakaiannya. "What are you doing, Ace?!" tanya Letizia melihat Ace mengambil beberapa lembar pakaian gadis itu sebelum membawanya keluar dan membakarnya. "Mengapa kau membakar pakaianku? Are you insane? Aku baru saja membelinya!"

"Tuan Gabrielle tidak menyukai pakaian Nona," jawab Ace meninggalkan Letizia.

Letizia mengerutkan dahi, itu pakaian-pakaian seksi yang baru saja ia beli tadi siang. Ia mengalihkan pandangan ke lantai dua di mana terdapat jendela kamar Gabrielle. Pria itu melepas jam tangannya sambil mengarahkan kepala agar Letizia pergi ke kamarnya.

Letizia menurut dengan langkah berat. Setelah ia sampai di kamar Gabrielle, ia langsung masuk tanpa perlu meminta izin, seakan-akan Gabrielle memang sudah menunggunya. Ia memerhatikan Gabrielle melepas kemeja putih dari tubuh sebelum melemparnya ke keranjang pakaian.

"Ke tempat tidur," perintah Gabrielle menuang wine-nya ke gelas kaca sebelum menenggaknya.

"Daddy!" panggil Letizia memohon. "Tidak terjadi apa pun tadi, bukan? Aku juga memenangkan pertandingan! Tidak ada yang menyentuhku seujung kuku pun!"

"Ke tempat tidur."

"Daddy!" pinta Letizia, ia tidak mau dihukum, itu menyakitkan. Namun, tatapan datar tidak bersuara Gabrielle terlihat begitu mengerikan. Ia pun menurut untuk membaringkan setengah tubuhnya dengan kaki masih di lantai, membelakangi Gabrielle.

Gabrielle melepas ikat pinggangnya. "Apri," perintahnya mendekati Letizia dengan sabuk di tangan. ¹[Apri (IT) = Buka].

Letizia melelehkan air mata. Mengabaikan rasa malu begitu menurunkan hotpants juga celana dalamnya, sebelum pukulan ia rasakan di bokongnya. Letizia meringis, memejamkan mata karena kesakitan, air mata kembali meleleh di sudut netra cantik itu. "Daddy, sakit." Namun, pukulan itu masih dilayangkan. "Daddy," lirihnya mencengkram seprai. "Daddy, aku menyesal, aku tidak akan nakal lagi!" pinta Letizia memohon, pukulan itu menyakitkan. "Daddy, perdonami!" ²[Perdonami! (IT) = Maafkan aku!]

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now