Chapter 26 : Last Time

20.7K 1.8K 203
                                    

Part ini aku dedikasikan untuk  vionaa_001 atas komen

Makasih yaa semuanya karena udah support! Semua komennya buat aku tambah bagus mood untuk nulis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makasih yaa semuanya karena udah support! Semua komennya buat aku tambah bagus mood untuk nulis. Thank you very much! Love you all!

Happy Reading ❤️

*


*


*



Stone's Mansion | New York, United States.
08.19 AM.

"Memalukan! Apa-apaan ini?!" umpat Nick membanting newspaper ke meja makan, membuat anggota keluarga menoleh padanya. Ia mengedarkan pandangan. "Di mana Silvestro?"

Para penyandang nama Stone itu tidak ada yang tahu, namun sang istri bertanya, "Ada apa?" Melihat Nick hanya mengodekan untuk membaca koran, Alonza menurut. Ia membaca setiap huruf yang tertera di sana.

Tidak lama setelahnya, bawahan Nick melapor, "Tuan, pesawat yang membawa Tuan Anver dan Tuan Ansel meledak, meski mereka sempat menyelamatkan diri, mereka terluka lantaran ledakkan itu memakai zat kimia tidak biasa."

"Apa maksudmu?" tanya Alonza menajamkan mata.

"Kami masih menyelidikinya, Nyonya. Tuan Muda berada di Danzi La Castello sekarang, bersama Tuan Carlson, sementara Tuan Frank Carltons sudah terbang ke Thailand."

Nick mengernyit, menoleh pada anaknya satu-satunya yang ada di hadapannya sekarang, Gray. "Bukankah kita sudah sepakat untuk menjauhkan Gabrielle? Lalu kenapa mereka sekarang di Italia?!" bentak Nick menggebrak meja. "Terjadi lagi dan lagi pertengkaran sedarah!"

Tidak lama terdengar suara panggilan dari Valentine —istri Pangeran Inggris— melalui ponsel Alonza. "Apa yang terjadi di Italia?! Beritanya sampai Inggris! Aku terus-terusan ditanyai Anggota Kerajaan! Apa L dan Anver tidak punya etika bertengkar di depan Putri Perdana Menteri?! Mom, kumohon, bicaralah dengan mereka!"

"Take down seluruh beritanya, Vale!" bentak Nick pada anaknya yang sejak tadi tidak dapat menahan emosi.

Alonza mengusap wajahnya frustrasi. "Aku akan ke Italia."

"Katakan padanya jika dia melakukan hal bodoh sekali lagi, aku tidak segan menembak kepala gilanya itu!"

***

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
02.36 AM.

"Tuan, Nona Amadea diduga marah karena Anda meninggalkannya. Dia membuat janji dengan salah satu jurnalis untuk menjabarkan kesaksiannya atas peristiwa di Via Lattea," lapor Rafaele mengerjakan tugas bahwa ia harus memerhatikan setiap langkah Amadea.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now