Extra Part II

26.6K 1.8K 147
                                    

*A YEAR LATER*

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
03.19 AM.

Gabrielle baru saja pulang dari kantor karena harus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mendesaknya. Pria itu membuka pintu kamar, di mana terdapat Letizia tengah tertidur lelap. Ia pun membersihkan diri dan berbaring tepat di samping gadis itu. Netra biru laut Gabrielle menatap lurus kecantikan Letizia di wajah damainya.

Namun, tiba-tiba saja dering mobile phone Letizia terdengar, membuat Gabrielle hampir melayangkan tinjunya pada benda pipih di atas meja jika Letizia tidak menyentuh tangan Gabrielle untuk menghentikannya. Ia menoleh pada Letizia yang mengusap mata sayunya, lalu mengambil gadget tersebut.

"Ansell?" gumam Letizia heran, mendapati nama sepupu Gabrielle.

Gabrielle terlihat memutar mata, seolah-olah mengatakan, apa yang ingin dikatakan sialan itu menelepon di jam segini?

Letizia menjawab panggilan tersebut, tidak lupa mengklik tombol pengeras suara agar Gabrielle juga dapat mendengar alasan Ansell. "Hai, Ansell."

"Hi Lily, how are you?"

Letizia tersenyum, pria itu selalu ramah seperti biasa. "Aku baik, bagaimana—"

"What the fuck, Ansell?" potong Gabrielle muak mendengar basa-basi pria sialan itu. Ini sudah hampir pagi, apa yang membuat Ansell menghubungi Letizia di jam segini? Tidak usah basa-basi!

"Ah, tidak, aku hanya akan menikah besok lusa, jadi aku ingin mengundang kalian."

Letizia membelalakkan mata dan langsung menoleh pada Gabrielle yang mengangkat sebelah alis mendengar berita kejutan Ansell. Letizia tidak percaya ini, ia tidak mendengar Ansell dekat dengan siapa pun, lalu mengapa tiba-tiba langsung menikah saja? Letizia mengerjap-ngerjapkan netra, rasa kantuknya pun mendadak hilang. "Oh ya? Dengan siapa?"

Setelah Letizia melontarkan pertanyaan tersebut, Gabrielle mengalihkan pandangannya yang tadinya ke depan, sekarang mengarah pada Letizia tanpa menurunkan sebelah alis. "Why are you interested?" desisnya dengan tajam nan mematikan.

Letizia hanya menggeleng. "It's surprised me."

"Ah, dengan Lora Zamora, kutunggu kehadiran kalian. Dah!"

Letizia membiarkan saja sambungan terputus, menatap bingung Gabrielle yang mengendurkan dahi dan menatap datar ke arah depan, entah apa yang ada di pikirannya. Letizia bertanya, "Siapa Lora Zamora?"

Gabrielle melirik tenang Letizia. "Tidur."

Letizia menghela napas berat. "Apa kita akan menghadirinya?"

Gabrielle mengalihkan pandangan dan berbaring memunggungi Letizia, seolah-olah tidak tertarik dengan apa yang ditanyakan gadis itu. Sementara Letizia mendengus sebal, memeluk Gabrielle dari belakang dengan manja.

"Ayo kita ke New York besok pagi," bisik Letizia manja.

"Tidak," jawab Gabrielle langsung, seolah-olah tanpa perlu berpikir untuk menolak ajakan Letizia yang sama sekali tidak penting itu.

"Daddy..." rengek Letizia menggoyang-goyangkan tubuh raksasa Gabrielle yang tidak juga menjawab. "Daddy, please..."

"If you want to be fucked just said it, Lily."

Letizia memanyumkan bibir dan membalikkan badan untuk memunggungi Gabrielle juga, kesal. Lihatlah pria itu yang bahkan tidak peduli pada acara pernikahan sepupunya sendiri, jangankan menghadiri, berkomentar pun tidak. Ah, tapi bukankah Gabrielle memang selalu seperti itu? Ia tidak pernah mau menghadiri acara keluarganya apa pun itu.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now