Extra Part I

28.5K 1.7K 196
                                    

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
09.19 AM.

Suara ketukan dari pintu terdengar beberapa kali, membuat sang Dewi yang tadinya tertidur, menggerakkan kelopak mata seiring bulu mata panjangnya naik ke atas. Letizia mengedarkan pandangan dengan netra sayunya, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Ia pun sedikit menangkat tubuh yang tadinya memeluk Gabrielle.

"Get the fuck out!" bentak Gabrielle membalikkan tubuh dan mencoba kembali tertidur.

Letizia menguap, lalu menyingkirkan selimut tebal di atas tubuhnya, berjalan pelan ke pintu untuk mendengar alasan bawahan Gabrielle mengapa mengetuk. Setelah terbuka, terlihat Massimiliano sudah rapi dengan jasnya.

"Tuan Gabrielle telah terlambat menghadiri rapat dengan Tuan—" ucapan Massimiliano terhenti karena melirik sang bos menatap tajam dirinya sebelum kembali tidur.

Letizia yang masih setengah sadar menoleh ke arah jam. "Astaga!" kagetnya. Gabrielle tidak pernah bangun seterlambat ini sebelumnya. "Daddy, ini sudah jam—"

"Suruh Ace yang mewakilkan!" potong Gabrielle cepat.

"Tapi klien Tuan ingin Tuan sendiri yang—"

Gabrielle berbalik lagi dengan tatapan mematikan. "Get the fuck out, did you hear me?"

Massimiliano langsung meraih gagang pintu dari tangan Letizia dan menutupnya dengan takut. Letizia yang memandang hal ini tidak pernah terjadi sebab Gabrielle adalah workaholic mematung tidak percaya.

Letizia mengerjap-ngerjapkan pandangan berusaha mencerna apa yang ia lihat, Gabrielle yang enggan pergi ke kantor. "But, Daddy—"

"I'm not your daddy," potong Gabrielle malas. "Except, I fuck you and you're calling me like that."

Letizia memandang aneh Gabrielle yang beranjak kembali tidur dan bersikap tidak wajar. Ah, mungkin saja pria itu benar-benar lelah, Gabrielle memang sering berpergian, lalu meeting dan meeting, tapi kali ini anggap saja Gabrielle benar-benar kelelahan.

Letizia pun beranjak pergi ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya di bawah shower, memakai shampoo-nya yang memang ada di kamar mandi Gabrielle. Ia pun segera keluar dengan bathrobe melilit tubuh langsingnya.

Letizia berjalan ke depan cermin dan menyisir rambut. Namun, tiba-tiba saja Gabrielle bergumam, "Oh, fuck, Lily."

Letizia menoleh dan mendapati Gabrielle masih memejamkan mata meski berganti posisi. Ia yang mengira Gabrielle hanya mengigau nan biasanya tidak pernah mengigau, kembali menatap dirinya di depan cermin. Ia masih teringat tentang bagaimana Gabrielle sangat mengkhawatirkannya di pantai.

Tanpa sadar Letizia tersenyum, dirinya pergi ke arah a closet untuk berpakaian. Namun, tiba-tiba saja ia dipeluk oleh Gabrielle dari belakang. Jantung Letizia berdegup kencang, ia tidak memakai apa pun sekarang hanya tampon dan bathrobe. Ia semakin gugup saat adik kecil Gabrielle menyentuh bokongnya, serta hidung mancungnya menempel pada leher Letizia.

"You smell so good," bisik Gabrielle dengan suara berat, khas seorang pria baru bangun tidur, sungguh seksi. Ia pun mendekatkan bibir Gabrielle ke telinga Letizia, membiarkan hembusan napas mint-nya membelai hangat pipi Letizia. "Makes me want to eat you."

Letizia yang merasakan kehangatan tubuh Gabrielle menempel pada dirinya, merasa mendamba, ditambah tangan Gabrielle mulai bergerilya di bagian lembutnya. Ia memejamkan mata, mulai menikmati pijatan halus tangan besar Gabrielle di tubuhnya. Letizia menahan desahannya karena tangan Gabrielle yang lain bergerak lebih jauh. Letizia menahan tangan Gabrielle yang berada di bagian tubuh lembabnya. "I'm on my period," elaknya berusaha menahan gejolak di tubuh.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now