Chapter 11 : No

29.4K 1.9K 49
                                    

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
01.59 AM.

Suara jeritan dan desahan menjadi satu pada ruangan itu, kepuasan dan kesakitan terdengar padu dan menggairahkan. Entah bagaimana mereka melakukannya hingga bisa terdengar sampai keluar. Para penjaga di segala sisi terlihat tenang, seolah hal itu adalah hal biasa, jeritan kepuasan dan kesakitan selalu terdengar ketika Gabrielle berdua dengan sorang wanita di dalam ruangan kekuasaannya, menunjukkan kedominan dan keahliannya.

Begitu pula Ace, pria itu setia di depan pintu, menunggu sang tuan keluar, lalu melaporkan beberapa pekerjaan mereka. Namun, di saat Ace sibuk mengutak-atik tablet, ia dapat melihat sosok yang hampir membuatnya dalam masalah. Seolah menyadari tatapan mematikan Ace, pria itu melirik dengan berlagak polos.

"Terkejut?" tanya Ace tersenyum miring, membuat lawan bicara berhenti melangkah tepat di depannya. Ace pun mendekat dengan ekspresi merendahkan. "You try to get rid of me, don't you, huh?"

"Kau bicara apa?" tanya Massimiliano, seolah tidak mengerti.

Ace tertawa sinis. "Kau tahu aku tidak akan mengkhianati Sig. Stone, tapi kau mencoba membuat pernyataan palsu."

Massimiliano tertawa samar dengan wajah tampannya. "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, Tuan Albrecht. Aku hanya melayani Sig. Stone."

Ace menyeringai lebar. "We will see."

Massmiliano pun pergi sambil memutar mata seiring tersenyum miring. "We will see."

Bertepatan saat itu pula, pintu kamar terbuka, menampilkan Gabrielle dengan celana jeans serta tubuh atletisnya basah oleh buliran air shower. Massimiliano langsung berbalik untuk menunduk, bersamaan Ace juga dengan para mafioso lain. Seolah waktu berhenti saat itu juga, para mafioso menunduk hormat pada Gabrielle, yang tadinya sibuk berceloteh, berjalan, dan duduk di sofa. Gabrielle pun mengodekan mereka untuk berhenti membungkuk, lalu dipasangkan jubah mandi, dan pergi ke kamar pribadi pria itu.

Di sisi lain, Letizia meringkuk di bawah selimutnya. Entah mengapa ucapan Gabrielle tadi membuat hatinya tidak tenang, apa itu artinya Letizia tidak boleh terlibat lebih jauh dengan Gabrielle? Apa Gabrielle tidak mau Letizia terlalu dekat dengannya? Tapi Gabrielle adalah dunianya. Letizia tahu Gabrielle tidak suka kehidupan pribadinya diganggu, tapi entah mengapa kata-kata pria itu tadi membuat kesan lain di hatinya.

Drrt... drrt...

Letizia tersadar dari lamunannya, menoleh pada ponsel di atas nakas, mendapati nama Carlson Stone -sepupu Gabrielle- yang cukup dekat dengannya. Letizia pun mengangkatnya. "Hai!" sapanya dengan suara ceria seperti biasa.

"Bagaimana harimu? Kudengar beberapa hari lalu Frank diusir karena ingin menemuimu," tanya Carlson, lalu tertawa karena ucapannya sendiri.

Letizia melebarkan mata. "Apa? Aku tidak tahu."

"Tentu saja, Gabrielle tidak akan mau membicarakan hal tidak penting seperti itu."

"Yah, kau benar," sahut Letizia lesu. Ia masih teringat kata-kata Gabrielle tadi. Bukankah ia sudah bilang, mood-nya akan mengikuti sikap pria itu padanya?

"Hei, kau terdengar sedih. Ayo cerita padaku."

Letizia mengerjap-ngerjapkan mata. "Tidak, aku hanya mengantuk."

"Ah, benar. Aku lupa di sana pasti sudah larut," ucap Carlson tertawa. "Baiklah, aku pun masih banyak pekerjaan, buona notte Sweetheart."

"Buona notte."

***

La Elemento D'Edificio | Turin, Italy
05.19 PM.

Gabrielle's [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum