Extra Part V

31.8K 1.5K 132
                                    

Gabrielle's Garden, Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
01.19 PM.

Wanita cantik yang dipercayai sebagai Dewi Pernikahan, memberikan berkahnya hari itu, Istri Dewa Zeus, Hera. Dewi cantik tersebut nampaknya telah menantikan begitu lama dipersatukannya sepasang insan. Tertera dari tidak adanya halangan atau hambatan yang terjadi, Dewa cuaca pun mendukung keputusan sang istri untuk tidak menurunkan badai.

Seorang pria tampan yang rupanya tidak termakan usia itu tersenyum tipis memandangi pernikahan putra tunggalnya. Pria itu mengingat dengan jelas bagaimana Gabrielle mendatanginya pertama kalinya setelah sekian tahun untuk mengundangnya hadir ke acara ini. Tidak ada kata-kata yang tidak enak dikeluarkan Gabrielle padanya, pria itu benar-benar menepis keributan untuk hari ini dan Luke bisa melihat dengan jelas sebesar apa anaknya mencintai Letizia. Namun, Gabrielle bukanlah pria dengan banyak basa-basi, sehingga mengundang Luke dan Kelsey tanpa kata-kata lain, selain untuk merahasiakan hal ini dari siapa pun. Ya, Gabrielle tentu tidak mempercayai orang lain, mengancam siapa pun untuk tidak membicarakan sepotong kata adalah hal yang tepat untuk menjaga rahasia. Meskipun Gabrielle hanya menyuruhnya tutup mulut, pria itu tidak perlu bilang akan meremukkan tulang siapa pun yang merusak kejutannya karena hal tersebut sudah pasti terjadi.

Luke melirik istrinya yang menahan tangis haru. Ia dengan sigap mengambil sapu tangan di saku jas dan mengusap bulir beningnya. Namun, Kelsey seperti biasa, benci ditatap orang lain ketika menangis, apalagi Luke. Ia mendorong rahang suaminya agar tidak menghadap dirinya.

"Kurasa aku semakin cemburu padanya," ucap Kelsey pelan.

Luke menurut untuk tidak menghadap istrinya dan menarik wanita itu ke pelukannya. "Mengapa harus cemburu? Sama saja seperti aku yang kau kuasai, bukan?"

Kelsey menoleh sinis dengan mata sembabnya ke arah Luke. "Ibumu punya empat anak untuk apa ia cemburu untuk anak nakal sepertimu?"

Luke terkekeh mendengar hal itu. "Well, aku tidak bisa menyangkal itu, tapi aku anak yang paling banyak memenangkan penghargaan dibanding ketiga Stone idiot itu."

Kelsey tertawa sarkas karena jawaban suaminya, mengangkat dagu dan sebelah alis menantang. "Lalu, apa gunanya penghargaanmu itu sekarang? Pajangan di lorong kantormu? Lagipula kau hanya memenangkan penghargaan berbau bisnis, hal itu bukanlah istimewa di kalangan Stone."

Luke yang disindir sepedas itu terlihat agak kesal, namun tertawa dan membalas, "Kau benar, seharusnya aku membuat anak yang banyak, hm?"

"Kalian itu sudah tua! Masih saja membicarakan membuat anak!" sahut Gray tiba-tiba menghampiri, lalu menunjuk ke arah Gabrielle yang melipat tangan di depan dada yang menatapi Letizia bernari bersama Maria. "Lihatlah, Gabrielle sudah menikah!"

Valentine yang sejak tadi berdiri di samping Luke, berbisik pada Silvestro, "Sejak kapan mereka menjalin asmara?"

Silvestro masih menatap tenang kakak perempuannya itu. "Apa aku terlihat peduli?"

Hal tersebut membuat Valentine memutar mata. Gray melirik adik sekaligus Putri Kerajaan Inggris itu dengan seksama, lalu istrinya. Ia tersenyum pada adik perempuannya. "Vale, Cate minta diajari berdansa ala Bangsawan Inggris."

Cate mengernyit bingung mendengar celotehan suaminya dan ingin protes. Ia rasa ia tidak pernah mengatakan hal itu. Ah, sudah pasti Gray ingin mengusir Valentine dari sana untuk membicarakan hal sensitif. Tepat sasaran, Valentine tersenyum lebar dan langsung menarik Cate pergi. "Kemarilah! Aku pun pada awalnya malu dan tidak percaya diri."

"Omong kosong, kau yang minta les dansa saat tahu dijodohkan dengan Pangeran Inggris," celetuk Silvestro memutar mata.

"Diam kau adik durhaka!" balas Valentine sebelum benar-benar pergi dari sana.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now