Chapter 7 : Purity

31.4K 2.3K 92
                                    

HOLAAA! BACK AGAIN! Aku mau kasih pengumuman nih ya WAJIB BACA! Jadi, aku mau buat jadwal Update Gabrielle's, so kalian tau kapan aja aku update-nya.

Jadwalnya Selasa, Rabu, Sabtu jamnya aku geser bukan sore lagi, jadi 19.00 WIB

Dimulai besok. So, besok Senin aku gk update ya!

Okee???

Don't forget to vote and comments to support! Biar gk ada delay update yaaa hihi bantu aku tingkatkan mood dengan vote dan komen yg melimpah!

Happy Reading!

*

*

*


Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
07.39 AM.

Baskara mulai melukis langit dengan sinar kekuningannya, awan ditarik oleh rotasi sehingga berpindah perlahan seiring bergeraknya detik jarum jam. Sebagian cahaya menembus kaca dan mengintip di celah gorden, menyorot kecantikan gadis yang tengah tertidur damai. Kulit mulus dengan bulu mata panjangnya membuat siapa pun enggan untuk mengganggu tidur makhluk indah tersebut, hidung mancung itu menghirup-mengembuskan napas dengan tenang.

Ketenangan tersebut diganggu oleh sang bunga tidur, mengembalikan jiwa ke raga gadis cantik itu, ditandai dengan bulu mata tergerak, sebelum kelopak mata indahnya membelah, menampilkan oniks cokelat nan berkilau.

"Apa Nona sudah bangun?" tanya Maria dari luar dengan suara hati-hati, tidak ingin bersikap kurang ajar pada majikannya.

"Ya," sahut Letizia sayu, mengusap mata dan wajahnya, menguap, dan segera duduk. Ia merenggangkan tubuh, memerhatikan Maria dengan beberapa pelayan lain yang siap membantunya membersihkan diri. "Apa Daddy sudah bangun?" tanya Letizia yang dibalas anggukan oleh para pelayannya. Beberapa di antaranya masuk ke kamar mandi, menyiapkan.

Letizia pun berdiri dan pergi ke kamar mandi. Maria langsung membukakan jubah tidur nonanya. "Pergi, aku akan mandi sendiri," perintah Letizia yang langsung disambut tundukan hormat, lalu pergi oleh para pelayannya.

Letizia segera membersihkan diri, mengguyur tubuhnya di bawah shower. Ia sengaja mandi sendiri karena tidak ingin membuang banyak waktu, ingin sarapan bersama Gabrielle, Letizia tidak setiap hari dapat sarapan bersama Gabrielle, mengingat betapa sibuknya manusia penggila kerja itu.

Setelah selesai dengan ritualnya, Letizia keluar dengan bathrobe. Para pelayan dengan telaten melepas jubah mandi tersebut, memakaikan pakaian Letizia dan beberapa di antaranya mengeringkan rambut gadis itu. Tidak memakan waktu lama, mereka menyisir dan mendandani Letizia dengan natural seperti biasa.

Letizia berlari kecil ke arah ruang makan, takut-takut Gabrielle telah pergi karena Letizia tidak jarang terlambat bersiap, sebab pria itu selalu tepat waktu pergi bekerja. Letizia bernapas lega melihat Gabrielle baru saja duduk di kursinya. Ia pun duduk di sisi pria tersebut.

"Buon giorno, [Selamat pagi : Italia]" sapa Letizia melempar senyum. Namun seperti biasa, Gabrielle tidak membalas hal yang tidak perlu. "Kau akan pulang jam berapa Daddy?"

Gabrielle masih tidak menjawab, memotong sandwich dengan pisau lalu menyuapnya ke mulut. Ace yang merasa dirinya sebagai bayangan Gabrielle, menjawab pertanyaan sepele wanita nan dijadikan Gabrielle sebagai prioritas Ace, "Tuan, akan pulang seperti biasa."

"Apa Daddy akan pergi ke Milan?" tanya Letizia lagi.

"Tidak, Nona."

Letizia merapatkan bibirnya sebal lantaran ia ingin berbincang dengan Gabrielle tapi malah Ace yang menjawabnya. Ia pun menyuap makanan ke mulut. "Aku akan ke spa dan salon hari ini," pancing Letizia lagi.

Gabrielle's [COMPLETED]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ