Chapter 23 : Other

18.3K 1.7K 296
                                    

Part ini aku dedikasikan untuk meliaangel

Atas komen

Exactly, aku bahkan pusing bgt mikirnya terlebih bagian L dan Lily yang di mana harus sesuai sama sifat-sifat mereka, ditambah dengan politik Mafioso dibumbui pemerintah, karakter setiap tokoh, beberapa clue, beberapa pengecoh, dan riset data-data...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Exactly, aku bahkan pusing bgt mikirnya terlebih bagian L dan Lily yang di mana harus sesuai sama sifat-sifat mereka, ditambah dengan politik Mafioso dibumbui pemerintah, karakter setiap tokoh, beberapa clue, beberapa pengecoh, dan riset data-data 😩 But I love the process as if it's satisfy me 🥰

And buat semuanya makasih komen dan votenya udah support terus! Love u all!

Happy reading ❤️

*

*

*

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
06.19 PM.

Dentingan suara alat makan menghalau kesunyian, di mana Gabrielle, Letizia, dan Lucrezia memakan hidangan dengan tenang. Namun, mendadak Gabrielle meletakkan garpu dan pisaunya yang menandakan tidak ada nan boleh menyentuhnya juga. Letizia langsung meletakkan alat makan lantaran paham dengan baik peraturan rumah itu. Akan tetapi, Lucrezia seolah tidak paham masih memakan hidangan yang membuat Massimiliano menahan tangan Lucrezia, lalu memberi isyarat bahwa dirinya tengah menjadi pusat perhatian.

Gabrielle pun buka suara, "Aku akan memberikan Massimiliano tanggungjawab untuk menjaga Lucrezia."

Letizia yang sejak tadi menahan emosi, melirik Lucrezia dengan pandangan tidak enak. Sementara Ace, mengeraskan rahang tidak terima. Kepercayaan sebesar itu diberikan untuk Massimiliano yang harus menjaga darah seorang Gabrielle? Dan dirinya hanya diberi tanggungjawab untuk menjaga anak angkat yang bahkan semakin gila tingkah lakunya?

"Sebuah kehormatan untukku, Tuan," sahut Massimiliano tersenyum senang dan melirik Ace setelahnya.

Lucrezia tersenyum pula. "Terima kasih, L." Ia pun menoleh pada Letizia yang tidak suka padanya.

Letizia langsung mengalihkan pandangan dari Lucrezia. "Daddy, aku ingin berlibur ke New York."

Gabrielle melirik pembicara. "Tidak," larangnya singkat, lalu melanjutkan makan.

Letizia mengepalkan tangan, sesak di dadanya kian membara. Ia tidak tahan duduk di sana, bertiga dengan wanita yang mengandung anak Gabrielle. Air matanya terasa seperti akan menetes. Tidak, ia tidak mau menangis di depan semua orang! Terlebih di depan Lucrezia, ia merasa kalah sekali! Letizia berdiri dari dari kursi. "Aku pamit ke kamar," ucapnya cepat-cepat pergi dari sana lantaran bulir bening di sudut netra hampir tumpah.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now