Chapter 20 : Lose Me

22.9K 1.7K 116
                                    

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
11.11 AM.

"Apa yang kau lakukan, Nona?" Suara tersebut membuat Letizia buru-buru menurunkan senyum. Ia menoleh pada sumber, di mana Beatrice menatapnya sambil mengulum senyum. "Apa kau sedang memikirkan Tuan L?" tanyanya lagi dengan nada menggoda. Sontak Letizia yang ketahuan tersipu malu.

"Apa yang kau bicarakan, Beatrice?" sangkal Letizia berlagak memainkan ponselnya. "Aku sedang melihat video lucu."

Beatrice mendengus kecewa. "Benarkah? Kupikir kau memiliki hubungan yang khusus dengan Tuan L. Kalian sangat cocok." Ia menunduk sambil memain-mainkan ujung baju.

Letizia mengerjap-ngerjapkan mata kaget lantaran pelayan itu berbicara bebas, padahal baru beberapa hari melayaninya. Ah, ia lupa jika Beatrice adalah La Righello yang memiliki keberanian besar. "Jangan mengada-ngada, aku hanya anak angkatnya," peringatnya.

"Tidak menutup kemungkinan untuk menjadi kekasihnya, bukan? Kalian tidak memiliki hubungan darah. Lagipula, aku melihat bagaimana Tuan menatapmu, Nona."

Letizia mengedarkan pandangan, memastikan kamarnya tidak ada siapa pun, sebelum menarik tangan Beatrice mendekat. "Beatrice, jika seseorang mendengarmu, maka kau bisa digantung!"

Beatrice menunduk. "Maafkan aku, Nona."

Letizia terlihat berpikir sejenak sambil memain-mainkan jarinya. "Memangnya Daddy menatapku seperti apa?" tanyanya dengan nada berlagak tidak peduli.

Beatrice mendekat pada nonanya dan berbisik bersemangat, "Penuh cinta." Melihat sang nona semakin tersipu, Beatrice bersuara lagi, "Jika Nona ingin memastikannya, ikuti caraku."

Letizia menatap pelayannya penuh minat dan bersiap bertanya, akan tetapi terdengar suara ketukan, sebelum Maria masuk. "Nona, makan siang sudah siap."

Letizia mengangguk pertanda Maria dapat pergi, namun melihat wanita itu masih setia di sana, ia berucap sambil tersenyum, "Baiklah, tunggu aku sebentar lagi."

Maria mengernyit dahi, apa yang dilakukan Beatrice hingga nonanya terlihat senang seperti itu? Ia berdeham. "Ada apa, Nona?" Melihat Letizia hanya menggeleng dan Beatrice seolah mengodekan Letizia untuk merahasiakannya dari Maria, Maria menatap Beatrice tidak suka, lalu segera pergi dari sana.

***

Casa Fiore | Turin, Italy
07.49 PM.

"Jadi, pemerintah memiliki projek untuk pembangunan infrastruktur dan—"

"Signore Presidente del Consiglio dei Ministri," potong Gabrielle dengan ekspresi terganggu. "Jika kau ingin bernegosiasi, pergi ke akuntanku, bukan aku."

Pria tua yang menjabat sebagai Perdana Menteri itu pun menunduk sejenak, sebelum menatap Gabrielle lagi dengan senyum ramah. "Baiklah, kapan akuntanmu punya waktu?"

Gabrielle mengisyaratkan Ace agar memberikan nomor akuntan Gabrielle. "Dia yang akan menyesuaikan."

Pria tua itu mengangguk mengerti. "Dan Bapak Presiden mengundangmu untuk makan siang dengannya besok, apa kau punya waktu?"

"Palazzo del Quirinale?" tanya Gabrielle mengangkat sebelah alis yang dibalas anggukan oleh Perdana Menteri Italia tersebut. "Katakan padanya, suatu kehormatan untukku." Gabrielle pun berdiri dari kursi. "Aku harus pergi sekarang."

Perdana Menteri tersenyum ramah. "Selamat malam, Sig. Stone. Titip salamku untuk adik angkatmu."

Gabrielle hanya tersenyum samar, sebelum berbalik bersamaan hilangnya tarikan sudut tipis itu. Ia berjalan tenang ke arah mobil dan segera pergi ke mansion kebesaraannya. "Batalkan pertemuan Herbert Diess dan atur penerbangan menuju Roma," perintah Gabrielle pada Ace.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now