Chapter 32 : Goddess

20.7K 1.6K 133
                                    

Holaaa! Sorry gak update kemaren dan late update hari ini huhu cause I'm busy and had a bit trouble with my BF and I'm glad we're back together 🥲

Ok, part ini aku dedikasikan untuk @AnggraeniLestari008 yang gak tau kenapa gak bisa ditag 🥲 atas komen:

Ok, part ini aku dedikasikan untuk @AnggraeniLestari008 yang gak tau kenapa gak bisa ditag 🥲 atas komen:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Thank you for all of you! Love you guys!


Happy Reading ❤️


*



*



*



La Elemento D'Edificio | Turin, Italy
11.19 AM.

Gabrielle memerhatikan satu-satunya foto wanita yang ada di meja kerja Gabrielle, Letizia tersenyum bersamanya yang tanpa ekspresi. Foto itu pun Letizia yang meletakkannya di sana. Pikirannya bersama wanita itu, mengingatkan akan kepercayaan yang ia berikan begitu besar dan dikecewakan begitu saja.

Gabrielle meraih foto yang sudah ada lama di sana itu. Namun, bertepatan di saat nan sama, Ace mengetuk pintu, membuatnya berdeham.

Ace memerhatikan bosnya sejenak, sebelum menunduk hormat. "Tuan, persiapan rapat telah selesai dan siap dimulai," ucapnya heran. Sejak tiga puluh menit yang lalu, lima menit yang lalu, Ace sudah mengingatkan Gabrielle untuk rapat, tapi pria itu tidak juga beranjak dari kursi kantor. Bosnya yang tidak suka buang-buang waktu tersebut tidak pernah mengundur rapat sekalipun. Tentu saja, Gabrielle adalah workaholic, tapi ada apa dengannya sekarang?

Gabrielle memberikan foto di tangannya pada Ace. "Burn it."

Ace hampir menautkan alis bingung. Foto itu sudah lama berada di sana, bahkan gambar Gabrielle dan Letizia. Ditambah, Gabrielle langsung pergi meninggalkan Letizia semalam menuju mansionnya dan mendekam dalam ruang kerja hingga pagi. "Tapi—"

"Aku ingin Lily tetap di Vilanya dan jangan biarkan dia keluar."

Ace membeku di tempatnya. Apa yang diperbuat wanita itu hingga membuat Gabrielle marah? Ia pun mengangguk hormat sebelum pamit pergi. Ace mengerutkan dahi memerhatikan suasana kantor yang sepi, orang-orang penting sudah dikumpulkan di ruang meeting, tapi Gabrielle tidak juga beranjak dari kursi kekuasaannya.

Ace pun mengambil ponsel dari saku untuk menjalankan tugas. "Costanzo, perintahkan anak buahmu untuk tetap menjaga Nona Gabriels agar tetap di Villa dan tidak ke mana-mana."

"..."

Ace tersenyum miring. "Bagus, lempar dia ke Stanza Della Penitenza dan jangan ada satu pun Mafioso yang boleh menyentuhnya."

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now