Chapter 54 : Mess

18K 1.6K 173
                                    

Holaaa! Author update-nya lebih cepet karena ada janji yaaa happy reading ❤️

*


*


*

La Elemento D'Edificio | Turin, Italy
05.18 PM.

Dewa Ares nampaknya tengah menikmati persaingan sengit para pembisnis di kota Turin, di mana mereka berperang dalam merebut hati klien-klien penting yang membawa keuntungan untuk mereka. Salah satunya adalah Gedung La Elemento D'Edificio nan banyaknya perusahaan mencoba menjatuhkan guna memonopoli pasar, tapi tidak bisa. Perusahaan itu terlalu berkuasa, sehingga lawannya yang terkena imbasnya.

Seorang pria tengah duduk di singgasananya, mengetikkan setiap huruf yang ada di keyboard komputernya. Fokus pada pekerjaan di depan mata, hingga terdengar ketukan dari luar ruangan, membuatnya berdeham, tanpa berhenti mengetik.

Massimiliano masuk dan menunduk. "Sepupu-sepupu Tuan datang—" belum sempat Massimiliano selesai berkata-kata, sepupu Gabrielle langsung masuk yang tidak lain adalah Frank, Carlson, Ansell, dan Anver. Jika saja hal ini tidak ada hubungannya dengan Anver, maka Anver tidak akan ikut campur.

"What the fuck are you doing, L?!" bentak Anver yang langsung menendang kursi tamu hingga jatuh ke lantai. "Xuan menyandera Lily! Kau tahu Xuan adalah musuhku, lalu mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Dia tidak akan segan untuk membunuhnya!"

Massimiliano melotot melihat hal tersebut, baru kali ini ia melihat bosnya diperlakukan seperti itu, dengan panik ia menahan Anver agar berhenti sampai di sana.

"Apa yang kau rencanakan, L?" tanya Ansell tidak kalah kesal seperti kakak kembarnya.

"Jika terjadi sesuatu terhadap Lily, aku tidak akan memaafkanmu!" ancam Frank frustrasi.

"Jika kau memberinya pelajaran, ini berlebihan!" sahut Carlson tidak kalah emosi.

Gabrielle menatap Massimiliano dan beberapa bawahannya yang lain mencoba menenangkan sepupu-sepupunya itu. Ia berdeham. "Sebaiknya kalian pergi dari sini."

"Apa katamu?!" tanya Frank kesal.

Gabrielle memutar mata seiring menghela napas berat. "Semuanya dalam kendali, kalian bisa pergi."

Anver mengangkat sebelah alisnya menyadari kejanggalan dari sikap dan suara gabrielle yang sedikit berbeda. "Apa kau sedang sakit?" tanyanya menyipitkan mata.

"Haha!" tawa Carlson pecah mendengar ucapan Anver. "Kau jangan bercanda saat seperti ini, Anver! L tidak mungkin bisa sakit, bahkan bisa ular saja tidak mempan membunuhnya."

"Tuan L sedikit flu," ucap Massimiliano.

Gabrielle menajamkan pandangannya ke arah Massimiliano bahwa pria itu seenaknya bicara. Ia menatap sepupu-sepupunya bergantian sambil berucap, "Kubilang pergi."

"Dengar aku L, aku tidak akan memaafkanmu, jika terjadi sesuatu pada Lily," Frank berkata sebelum melangkah kasar keluar dari sana, diikuti sepepunya yang lain.

Gabrielle tenang saja menatap para insan keluar dari sana, hingga pintu tertutup, ia menghirup udara sebanyak-banyaknya. Jantung pria itu hampir lepas karena menyamar menjadi sang bos lalu berhadapan dengan sepupu-sepupunya. Gabrielle palsu segera meminum air di atas mejanya sebanyak mungkin, menenangkan diri.

Pria itu bersumpah membutuhkan keberanian luar biasa untuk menjadi seorang Gabrielle Dominico Stone. Saking takutnya ia ketahuan, pria itu berkeringat dan tangannya bergetar. Ia bersumpah pekerjaan ini adalah pekerjaan tergila yang pernah ia laksanakan, menjadi seorang Gabrielle. Harus tenang, tidak banyak bicara, tidak boleh takut atau tersentak sama sekali, jika tidak ia akan ketahuan. Bagaimana jika ia ketahuan tadi? Satu kelompok La Righello akan menyiksanya sampai mati, bahkan tidak hanya itu, sepupu-sepupu Gabrielle tidak mungkin diam terhadap penyamaran tersebut. Ah, tidak, apa yang terburuk? Seorang Gabrielle Dominico Stone tidak akan mengampuninya.

Gabrielle's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang