Chapter 8 : Insane

30.5K 2.3K 164
                                    

Karena gak bisa update ntar malem aku update nya sekarang aja yaaa

Happy reading ❤️

*

*

*



La Elemento de Building | Turin, Italy
01.16 PM.

Hidangan lezat itu disantap oleh kedua insan di meja yang sama. Beberapa paparazi berusaha mengambil gambar lantaran bertanya-tanya siapakah gadis nan bersama pembisnis Italia itu, menyiapkan gosip panas yang dapat mendunia. Namun, seperti biasa, pria itu dapat memanipulasi berita lantaran relasinya ada di mana-mana, di setiap bidang pusat usaha.

Gabrielle menyuruh bawahannya membuat berita bahwa Letizia hanyalah rekan kerja yang dianggap sebagai adik sehingga tidak perlu mempermasalahkan pertemuan keduanya, alasan itu pula Gabrielle memberikan separuh saham kepada Letizia untuk memperkuat argumen orang-orang mereka.

Gabrielle melirik makanan Letizia, hanya sayurannya yang disantap, lalu menatap Letizia lagi. Ia menajamkan netra. "Makan, makananmu. Tubuh kurusmu seolah aku tidak memberimu makan."

Letizia melambatkan kunyahan, menyembunyikan rambut ke dalam mantel karena potongan Ace yang tidak rapi. "Aku sedang diet—" ucapnya terpotong karena Gabrielle langsung menyuapi dengan potongan daging.

"Kau hanya 101 pounds," protes Gabrielle mendekatkan garpu dengan daging ke bibir Letizia. "Eat."

Kita akan lihat, kau lebih memilih dietmu atau berkatku, Lily... –Gabrielle

Bibir tipis Gabrielle terukir, senyum miringnya melebar. Letizia menerima suapannya. Tentu saja, Letizia tidak akan pernah bisa berkata tidak padanya, lagipula siapa yang bisa? Gabrielle kembali menyuapi daging itu pada gadis cantik tersebut.

Letizia melirik daging di depannya, lalu netra indah biru Gabrielle. "Baiklah, Daddy—"

"Eat," potong Gabrielle, tidak beranjak sama sekali, menekan Letizia untuk memakan suapannya. Dituruti oleh gadis cantik itu, ia kembali menyeringai. Letizia mengedarkan pandangan lantaran, di mana para wanita memekik tertahan, pura-pura tidak melihat, seolah iri. "Bukankah bagus dijaga dan dirawat olehku?" Gabrielle meletakkan garpu, menautkan jari-jari ke depan wajahnya.

Letizia tersenyum lebar, mengangguk setuju. Ia pun memakan makanannya dengan tenang, dapat ia lihat beberapa wanita memerhatikan Gabrielle. Entah mengapa, Letizia tidak menyukainya. Terlebih, melihat Vanessa dengan lancangnya memanfaatkan kekayaan Daddy-nya.

"Daddy, ayo pergi ke salon bersamaku," ajaknya tidak tahan karena para gadis berbisik-bisik dan melirik ke arah Gabrielle. Namun, pria itu tidak menjawab lantaran merasa aneh karena ajakan Letizia, padahal gadis itu tahu Gabrielle harus kembali bekerja setelah ini, pembisnis tampan itu hanya melirik. "Aku takut, sepertinya beberapa orang membuntutiku," alibinya.

Gabrielle mengalihkan netra ke arah Ace yang langsung menundukkan pandangan lantaran tadinya menatap bosnya. Ya, La Righello hanya diperbolehkan melirik tuannya ketika sang Godfather tidak menatap mereka. "Ace akan menemanimu."

Letizia ingin sekali memutar mata dan mendengus sekarang, tapi jika ia lakukan itu tentu hal itu tidak sopan pada pria yang sangat ia hormati di depannya. Ia hanya ingin bersama Gabrielle dan menjaga pria itu dari kelicikan perempuan seperti Vanessa. Akhirnya, ia menghela napas berat sambil menangguk. "Baik, Daddy."

Gabrielle pun berdiri dari kursinya hendak pergi ke kantor. Namun, Letizia bersuara lagi, "Daddy." Panggilan Letizia membuat pria itu berbalik tenang. "You haven't kiss me yet."

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now