Chapter 45 : Guilty

20.9K 1.7K 100
                                    

Holaaa! Kok banyak yang gak tau sih aku gak update or late update padahal udah aku blg di part sebelumnya bakal kasih pengumuman di papan pesan 😭

Oke, part ini aku dedikasikan untuk mustikaura yang semoga semakin kecanduan dan selalu setia menunggu 🤭

Oke, part ini aku dedikasikan untuk mustikaura yang semoga semakin kecanduan dan selalu setia menunggu 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❤️




*




*




*







La Righello Mansion | Ciudad Victoria, Tamaulipas, Mexico
10.12 AM.

Pagi menjelang siang pada kota, di mana para insan sibuk mengurusi pekerjaan mereka masing-masing. Musim semi ditandai banyaknya bunga bermekaran dan bunga segar dipajang di berbagai ruangan. Seperti sebuah mansion yang terletak cukup jauh dari keramaiann kota, mansion cabang kelompok kriminal mafioso La Righello.

Mansion itu dipenuhi pria bersenjata di dalamnya, bahkan ada pula wanita yang menjadi anggota organisasi kriminal tersebut. Namun, beberapa hari terakhir sang ketua pusat La Righello itu datang ke mansion cabangnya entah apa alasan sang Godfather.

Gabrielle Dominico Stone ketua kelompok La Righello itu mendekam di ruang kerjanya, memeriksa berkas-berkas penting di atas meja. Ia menyingkirkan beberapa lembar, sebelum menarik secarik kertas menampilkan gambar bom ledakan Perang Dunia ke-II di Polandia beberapa tahun lalu. Bom yang telah puluhan tahun dipasang oleh Nazi German untuk kota Kuznia Raciborska, menyebabkan dua tentara tewas saat mencoba menjinakkan bom tersebut.

Gabrielle meletakkan kembali gambar itu ke meja. "Ace," panggilnya yang langsung membuat pengikutnya masuk ke dalam ruangan sang bos dengan penuh hormat. "Perintahkan anak buahmu ke New York untuk meledakkan kediaman Frank Carltons dan ledakkan mobil Ansel."

Ace yang menerima perintah itu hanya menunduk dalam. "Baik Tuan."

"Mereka sepupumu," sanggah seseorang yang beranjak masuk ke ruangannya. Pria tua itu mengedarkan pandangan ke dekorasi yang ada, memerhatikan kepribadian Gabrielle lewat dekorasi monoton di mana pun pria itu berada.

Sementara Gabrielle mengerutkan dahi heran akan kedatangan kakeknya. Ia mengodekan Ace untuk pergi dari sana, lalu menoleh kembali pada ayah dari ibunya itu. "What are you doing here, Clyde?"

Clyde duduk di sofa. "I'm a traveller," jawabnya seolah sudah jelas. Ia pun menuang vodka ke gelas, lalu menengggaknya. "My grandson is so similar with my father."

Gabrielle memutar mata muak, kakeknya itu memang suka berpergian tanpa jejak terkadang, tapi profesi sebenarnya adalah pemilik Brand Kopi terkenal di Australia. Dan tentu saja Gabrielle benci disamakan oleh siapa pun. Ia menatap lurus Clyde dengan ekspresi dinginnya. "Tidak ada yang bisa menyamai Dewa."

Gabrielle's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang