Chapter 13 : Stagione di Purificazione

23.9K 1.7K 17
                                    

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
07.17AM.
Binar baskara mendominasi bumi, menyebarkan semaraknya, memberi sinyal pada para insan bahwa penghuni bentala untuk bersiap memulai hari baru. Di sebuah mansion dengan pohon rimbun menggugurkan daun sebagai isyarat bahwa pergantian musim setelah ini adalah hujan salju.

Matahari dan angin sibuk memerhatikan sesosok dewa di atas tempat tidurnya, menikmati keindahan kelopak mata tertutup dengan bulu mata panjangnya yang turun, hidung nan terpahat sempurna itu bernapas tenang, melambangkan ketenangan dan damai, rahang tegas terpatri melambangkan kegagahan sosok tampan bagaikan dewa tersebut.

Tidak hanya angin dan matahari, namun gadis yang tadinya terbaring di samping sosok indah itu juga memerhatikannya. Terhipnotis akan kesempurnaan fisik yang dimiliki pria berdarah campuran tersebut. Terlebih, bibir tipis nan bungkam, entah tertidur atau tidak, tepi mulut seksi itu sangat jarang terbuka. Menggiurkan, daging kenyal itu sangat menggoda untuk dicicipi.

Bahkan, Letiza yang sejak tadi memerhatikan bibir indah itu terhipnotis, menarik tubuhnya dengan magnet tak kasat mata untuk mencicipi keindahan yang berada tepat di depannya. Semakin dekat, Letizia dapat merasakan hembusan napas hangat Gabrielle di bibir. Ia pun menyingkirkan surai sebahunya sendiri agar tidak mengenai wajah Gabrielle ke belakang telinga. Ia semakin menunduk, akan tetapi begitu hampir bersentuhan, pria tampan itu langsung membuka mata, menatap tajam dirinya tanpa jeda, seolah sudah terbangun sejak tadi dan mengetahui gerak-gerik Letizia.

Letizia sontak memundurkan wajah dan menjauh, meneguk saliva takut. Bagaimana bisa ia hampir mencium Gabrielle saat pria itu tertidur? Menyentuh pria yang sangat disegani itu tanpa izin? Letizia menunduk, merasa guilty atas apa nan hendak ia lakukan.

Gabrielle masih menancapkan sorot oniks biru lautnya ke arah Letizia dengan tatapan tidak suka dan menghakimi. Ia pun bangkit untuk duduk di atas kasur, menampilkan tubuh atletis dengan tato stone cold di bagian dada kiri, di mana jantungnya berada. Tato tengkorak berlambang La Righello itu terlihat menambah kesan mengerikan pada diri Gabrielle.

Letizia yang merasa dikuliti oleh tatapan tajam Gabrielle nan enggan beralih darinya semakin takut dan tidak berani menatap balik. Ia tertangkap basah hampir mencuri kesempatan atas kemurahan hati Gabrielle padanya. Namun, apa salahnya? Gabrielle-lah yang menebarkan pesona dan menghipnotis tubuhnya.

Beberapa saat setelahnya, Gabrielle pergi ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi sebelum keluar dengan celana pendek membalut kaki berototnya, lalu pergi ke ruang gym. Nampaknya pria itu tidak pergi ke kantor hari ini.

Sementara Letizia menghela napas lega karena Gabrielle tidak menghukumnya. Ia melirik cermin besar di kamar pria itu, memantulkan bayangan cantiknya mengenakan piyama berwarna putih gading. Ia pun pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan cuci muka. Ia akan melakukan gym dengan Gabrielle.

Letizia mengikat surai sebahu yang seharusnya sepinggang itu -karena Gabrielle menyuruh Ace memotongnya- kuncir kuda. Jangan tanya apakah ia melakukannya sendiri atau tidak, mengingat betapa dimanjakannnya ia, jawabannya ya, untuk sekarang. Kenapa? Pelayan Letizia dilarang untuk masuk ke kamar Gabrielle, hanya beberapa kali diperbolehkan.

Letizia pun keluar dari kamar menuju ruang gym yang merupakan salah satu fasilitas mansion mewah Gabrielle. Di sana, ia dapat melihat Dewa Yunani tersebut tengah mengangkat barbell berjenis Olympic Weightlifting Bar seberat seratus kilogram dengan wajah tampannya menyesuaikan pernapasan, begitu seksi.

Letizia pun pergi ke treadmill mengatur speed-nya dengan mode pelan. Setelah dirasa sesuai dengan apa nan diinginkannya, Letizia melirik Gabrielle kembali, memerhatikan pria itu lagi. Keringat menetes di tubuh sixpacks-nya, membasahi otot-otot menawan, menambah kesan seksi. Letizia tidak pernah bosan memerhatikan makhluk indah ciptaan tuhan itu. Ia malah semakin kecanduan.

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now