Chapter 16 : Case

20.4K 1.7K 94
                                    

HOLAAAA! LONG TIME NO SEEEE!
Lama bgt ya udh gk ditemani L sama Lily huhu okee kita langsung aja cuusss eits! Sebelum itu, ayo semangati aku dengan vote dan komen yang berlimpaaah seberapa kalian menantikan Gabrielle untuk terus updateeeeee









Happy reading! ❤️









Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
11.07 PM.

Kepingan salju turun menghampiri bumi, nampaknya musim gugur telah berganti menjadi musim dingin sepenuhnya. Butiran uap air tersebut menghiasi atmosfer Turin, suhu malam semakin membunuh hawa panas saat itu.

Turin masih saja sedikit ramai dikarenakan banyaknya insan memilih sibuk dibanding tidur di bawah selimut mereka. Para insan berbondong-bondong pulang agar tidak mati membeku, menghangatkan tubuh dengan pemanas.

Pemandangan tersebut ditatap dingin dari jarak yang sangat jauh oleh seorang pria berperawakan Dewa di atas balkonnya, menopang tubuh dengan kedua tangan kokoh di pagar mewah mansion miliknya. Gabrielle, pria berahang tegas tersebut melirik ke bawah, menatapi penjaga kastilnya berpatroli bergantian.

Hingga dirasa tubuh sixpacks nan sempurna tanpa dibalut apa pun tersebut mulai merasakan dinginnya suhu, ia masuk ke dalam. Gabrielle melirik Letizia nan kedinginan menggigil di bawah selimut tebal berwarna putih.

Pria gagah itu pun pergi ke sisi ruangan, di mana ia mematikan AC dan menyalakan pemanas yang berupa api ditutupi kaca -sejajar dengan dinding-, sebelum membaringkan tubuh perkasanya ke samping raga mungil Letizia.

Gabrielle memerhatikan wajah cantik Letizia kala tertidur, bulu mata panjangnya turun setara dengan wajah damai nan mulus kulit bersih gadis itu. Bibir tipis Letizia sedikit terbuka, menggambarkan nyamannya gadis itu terlelap. Surai lembutnya sedikit terjatuh menghalau Gabrielle memandang keindahan di depannya.

Di saat Gabrielle hendak menyingkirkan beberapa helaian rambut Letizia, ia menerima panggilan pada ponsel. Ia melirik gadis itu lagi, takut-takut Letizia terbangun. Namun tidak, Letizia terlihat hanya sedikit terusik. Gabrielle pun mengambil kasar ponselnya, mengerutkan dahi tidak suka pada penelepon, Mom.

Gabrielle langsung me-reject-nya tanpa berpikir dua kali dan langsung mematikan ponsel. Ia tidak akan melupakan bagaimana pengkhianatan ibunya terhadap Gabrielle.

Flashback

"Buat kematiannya seolah-olah insiden," ucap Kelsey menenggak cocktail-nya, bersandar pada kursi kolam renang. Ia memerhatikan baby sitter Letizia membawanya main di pinggir kolam. "Jangan mendorongnya," larangnya menenggak kembali minuman. Ia pun berdiri, beranjak masuk ke mansion agar tidak ditangkap CCTV.

Bertepatan saat itu pula ia menerima telepon Gabrielle. Kelsey mengangkatnya sambil terus berjalan. "Hai sayang."

"Where are you?"

Kelsey terkejut mendengar suara Gabrielle yang seolah tenang, namun berbahaya. Menyimpan ratusan misteri nan enggan membuat lawan bicaranya nyaman. Ia pun menjawab, "Aku baru saja ingin keluar-"

"Di mana Lily?"

"Entahlah," jawab Kelsey seolah tidak peduli, masih melangkahkan kaki.

Byur!

Kelsey sedikit panik jika Gabrielle mendengar suara kolam, mempercepat langkah, menjauh dari sana, namun ia mendengar suara bantingan tidak jauh darinya sangat pas dengan suara teleponnya. Hingga ia membeku mendapati Gabrielle berlari tergesa-gesa dan langsung melewatinya untuk menyebur kolam, menyelamati Letizia.

Gabrielle's [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora