Chapter 55 : Force

17.8K 1.5K 154
                                    

Xuan Mingzhu's House | Guangzhou, China
09.17 AM.

"Kau bilang aku hamil, lalu mengapa aku datang bulan?"

Xuan terdiam mendengar perkataan Letizia dan mengalihkan pandangan. Hal tersebut justru membuat Letizia semakin marah. "Jawab aku, Xuan! Aku keguguran atau apa?" bentaknya mencengkram kuat tangan wanita itu.

Xuan melepas kasar tangan Letizia, lalu berucap dengan nada pelan, "Kau tidak pernah hamil, Lily." Ia menatap seisi kamar agak takut karena intimidasi Letizia yang sedikit mengerikan. "Aku hanya ingin membuat Gabrielle panik dan dia segera ke sini," ucapnya merampas kembali pistol yang ada di tangan Letizia.

"Bodoh!" makinya. "Jika kau membohongiku, bagaimana bisa aku membantumu?"

Xuan menghela napas berat. "Apa rencanamu?"

***

La Villa del Fuoco | Guangzhou, China
10.19 AM.

Rotasi perputaran bumi, membuat matahari semakin naik ke langit, menunjukkan bahwa Dewa Apollo terus mengerjakan tugasnya. Setiap cahaya menyorot bagian-bagian bercelah, menyelinap masuk untuk memeriksa apa saja yang terjadi di bumi. Cahaya itu masuk ke vila di mana pemiliknya tidak lain seorang pembisnis Italia sesuai namanya, La Villa de Fuoco. Ya, Gabrielle Stone adalah nama pengusaha itu, pewaris tunggal La Elemento dan La Righello.

Hening, suasana vila itu begitu sunyi, masing-masing mafioso memikirkan cara terbaik untuk menyerang kelompok Big Circle Gang tanpa membahayakan sang Mawar Hitam La Righello. Namun, mereka tidak tahu bahwa sang Mawar adalah seorang pengkhianat yang ingin menghancurkan Godfather-nya sendiri.

Sementara Gabrielle, pria itu duduk di kursi kantornya sambil menautkan jari-jari di depan wajah, memikirkan dengan dahi mengerut. Pria itu tidak bertindak secepat mungkin karena ia merasa ada kejanggalan dari informasi Xuan. Tentu saja, ia tidak boleh gegabah, bukan? Namun, Gabrielle telah mengatur janji temu dengan Xuan untuk bernegosiasi, apa yang perempuan itu mau darinya?

Yang membuat Gabrielle enggan langsung membombardir Xuan adalah bagaimana bisa gadis itu hamil padahal Gabrielle menerjangnya tanpa ampun selama 11 jam? Janin mana yang bisa setahan itu? Tapi, bagaimana jika hal itu benar? Apa pun bisa terjadi jika itu adalah darahnya. Tapi, ia salah sedikit bertindak maka Xuan bisa saja melenyapkan Letizia dan anaknya.

Drrt...

Gabrielle melirik pada mobile phone-nya, di mana terdapat nama Jin di sana. Ia segera mengangkat panggilan itu.

"Saya dalam perjalanan menuju China dan saya telah membawa Profesor Ruth."

"Racun yang kuperintahkan?" tanya Gabrielle tenang.

"Ya, Tuan, dan soal bom temuan kita sisa perang dunia kedua di Canton telah diaktifkan kembali."

Gabrielle menajamkan mata. "Hati-hati, bom tidak akan diledakkan di hari yang bersamaan, apa Rafaele sibuk mengurus pemerintahan?"

"Ya, Rafaele sedang mengerjakan projek besar dengan Russia dan uang suap sudah disiapkan untuk pemerintah United States juga Italy, Tuan."

"Jangan sampai salah memberi suap," peringat Gabrielle tajam sebelum memutuskan sambungan.

Gabrielle menoleh pada meja kerjanya, menatap peta dunia, lalu menyilang bagian kecil di kota Guangzhou yang dulunya dikenal sebagai kota Canton, ibu kota provinsi Guangdong, China, markas sakral perkumpulan Triad Big Circle Gang.

Pria itu menghela napas berat, menghubungi seseorang bernama Fu Cheng. "将军,我可以让你升职。"

"如何?"

Gabrielle menatap lurus ke depan dengan aliran netra biru yang datar, seolah-olah masih tenang di ekspresi dinginnya. "这是关于大圈帮的"

"Let's kick their ass," ucap suara di seberang sana dengan nada bersemangat.

"I've arranged everything. All you can do just claim what I did was you."

Pria Bernama Fu Cheng itu tertawa pelan. "Ah, got it, thanks Mr. Stone, glad to know you."

"See ya," balas Gabrielle langsung memutuskan sambungan, tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya.

Gabrielle menatap furnitur ruangannya seiring berpikir keras, Letizia tidak patuh padanya, meskipun ia mencoba membantu gadis itu, Letizia sudah pasti tidak mau kembali bersamanya. Lihat saja, gadis itu bahkan berhasil membuatnya terusir dari sana. Bagaimana jika Letizia memilih menetap bersama musuh ketimbang kembali pada Godfather-nya?

"Ace," panggilnya membuat pria yang ada di luar ruangan segera masuk dan langsung menunduk hormat.

"Did you bring my bag?"

"Ya, Tuan," jawabnya segera pergi untuk mengambil tas yang dimaksud Gabrielle.

Gabrielle langsung mengambil tas itu dan melirik Ace seolah ingin mengatakan sesuatu. "Bicara."

"Xuan mengingkari janji untuk bertemu di Arab Saudi dan sekarang dia terbang menuju Kuba."

"Kejar mereka memakai jet tempur kita yang ada di Amerika, hancurkan seperti biasa di daerah Segitiga Bermuda, sementara itu kita akan menjemput paksa Mawar Hitam kita di Guangzhou."

Ace mengerutkan dahi merasa keberatan dengan usul sang bos. "Tapi Tuan, Nona Gabriels juga berada di pesawat yang sama."

Gabrielle menatap tajam Ace yang semakin menunduk dalam. Ia mengeraskan rahang muak. Tangannya menjadi sangat gatal untuk menghajar sampai mati wanita yang berani-beraninya bermain dengannya. Entahlah, ia muak.

"Tuan, bagaimana dengan rudal balistik yang kita tempatkan di Chicago?" tanya Ace masih tidak menatap bosnya. "Apa itu juga untuk menghancurkan Big Circle Gang?"

Gabrielle semakin menajamkan pandangannya. "Kau tidak berhak bertanya," tegurnya menempatkan Ace agar tetap di bawah kakinya dan jangan lupa diri bahwa pria itu adalah bawahannya, tidak pantas tahu apa tujuannya.

Ace menunduk dalam. Ia tidak percaya ini, jika benar Gabrielle sampai memakai senjata-senjata mengerikan itu hanya untuk memberantas musuhnya, mereka akan berada dalam masalah serius. Bahkan, tidak hanya Gabrielle dan kelompoknya yang bisa hancur, tapi seluruh keturunan Stone yang menguasai dunia hitam, baik pemerintahan. Namun, bukan hal mustahil pula seorang Gabrielle lolos dari pemerintahan, apa negara-negara ingin menanggung kerugian ekonomi serius yang dimonopoli oleh keluarga Stone? Masalahnya adalah jika ketahuan, menyuap pemerintahan tidaklah sedikit untuk hal sebesar ini, melibatkan rudal, bom sisa perang dunia kedua, dan jet tempur? Ayolah, perang dunia bisa pecah!

Gabrielle terlihat menelepon seseorang lalu berucap, "Batalkan penerbanganmu menuju China, Xuan pergi ke Kuba. Kepung tempat mereka sampai aku datang." Setelah mendengar sahutan dari seberang sana, ia menoleh pada Ace. "Siapkan penerbangan menuju Kuba. Jangan ledakkan bom, sebelum Lily berada di tanganku!"

"Baik Tuan."

Gabrielle tersenyum miring, lalu berdesis berbahaya, "You'll come back home, Lily Gabrielle's. You want it or not."





#To be Continue...






#210622 -Stylly Rybell-
Instagram : maulida_cy

Gabrielle's [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن