Part 7

2.3K 271 18
                                    

Seperti hari-hari biasanya tiada pagi setiap hari sekolah yang Jaemin lalui tanpa memberi bekal untuk Renjun.

Walau persedian makanannya sedang kritis, walau keuangannya sedang kritis, dan walau perutnya juga sedang kritis tapi bagi Jaemin sendiri Renjun tetap harus jadi yang nomor satu.

Jaemin tau kalau Renjun hampir tidak pernah sarapan dirumahnya dan jangan tanya darimana Jaemin tau, oleh karena itulah dia selalu membuatku bekal untuk Renjun walau akan selalu berakhir dibuang.

Sama seperti hari ini Jaemin dengan riang berjalan di koridor sekolahnya dengan sekotak bekal ditangannya, walau sebenarnya perut Jaemin sendiri sedang keroncongan karena dia hanya makan kemaren sore sebelum bekerja, itupun hanya makan indomie.

"Wah kebetulan sekali" Jaemin langsung menghentikan langkahnya ketika Jeno berdiri dihadapannya.

"Mau apa lo? Minggir" ketus Jaemin.

"Gue lapar nih, minta dong bekal lo" pinta Jeno yang mana membuat langsung menerima tatapan tajam dari Jaemin.

"Matak lo minta, beli sendiri!" Galak Jaemin lalu dia ingin pergi tapi tangannya dicegat Jeno.

"Yaelah pelit banget, gue minta dikit doang anying" ucap Jeno.

"Kagak!" Sentak Jaemin dan ingin pergi tapi lagi-lagi Jeno mencegatnya membuatnya emosi.

"Lo mau gue pukul" ucap Jaemin dengan sebelah tangannya terangkat dan matanya melotot yang malah membuatnya terlihat menggemaskan.

"Hahaha gak takut" ledek Jeno.

"Awas lo!" Ucap Jaemin sambil menunjuk wajah Jeno tapi dia langsung berlari pergi untuk menemui Renjun dikelasnya.

Jaemin menggaruk sedikit kepalanya saat tidak melihat keberadaan Renjun dikelas, lalu dia berjalan sebentar berkeliling mencari Renjun.

Dia tersenyum saat melihat punggung Renjun yang sedang berdiri ditaman samping sekolah mereka, lalu dia berjalan mendekat.

Jaemin sedikit mengerutkan keningnya saat dia sadar Renjun tidak sendirian, dengan Chenle kah? Sedang apa mereka? Jaemin tidak dapat melihat dengan jelas.

Berjalan mendekat Jaemin jadi sedikit kepo, tapi belum sempat dia memanggil Renjun tangannya sudah disentak oleh Jeno membuatnya langsung berpaling dan menabrak dada cowok jangkung itu.

Jaemin terpekik membuat kedua orang yang ada didepan mereka tersentak kaget dan menoleh pada Jaemin dan Jeno.

"Lo apa-apaan sih!" Sentak Jaemin sambil mengusap hidungnya yang sedikit sakit.

"Gak papa" jawab Jeno dengan senyumnya membuat Jaemin nyaris melempar kotak bekalnya jika saja dia tidak ingat itu berharga.

Jaemin melotot galak pada Jeno sebelum berbalik dan menatap kearah Renjun yang juga sedang menatapnya dengan dingin, oh ternyata dia sedang bersama si nenek lampir.

Dengan segera Jaemin mendekat dan tak lupa senyum riangnya seperti biasa.

"Injun pagii..." sapa Jaemin.

"Aku bawain kamu bekal hehe..." Jaemin langsung menyerahkan kotak bekal ditangannya.

Melihat Chenle yang ingin mengambil bekal tersebut Jaemin dengan dengan segera menghindar dan memberikannya ditangan Renjun.

"Dimakan ya" melas Jaemin dengan pandangan penuh harap.

"Lo ngapain sih?" Tanya Renjun.

"Hah?" Bingung Jaemin.

"Ngapain tiap hari ngasih gue ginian? Lo pikir gue gak cukup uang buat beli makanan sendiri? Ortu gue gak kasih gue makan?" Ucap Renjun membuat Jaemin terdiam.

Please [RenMinHyuckNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang